Beranda News Sulsel Siapkan 18.000 Ha Lahan untuk Pengembangan Sapi Perah

KabarMakassar.com — Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) terus melakukan langkah-langkah strategi untuk mendukung program unggulan pemerintah pusat, termasuk pengembangan sapi perah di wilayah tersebut.
Sekretaris Provinsi Sulsel, Jufri Rahman, mengungkapkan bahwa rapat lanjutan terkait penyediaan lahan dan pengembangan sapi perah telah digelar di Kantor Gubernur Sulsel, Senin (20/01) lalu.
“Rapat ini merupakan lanjutan yang dilakukan di Kementrian Pertanian, Senin lalu,” ungkap Jufri Rahman di Kantor Gubernur Sulsel, Rabu (22/01).
Ia menyebut agenda yang dilakukan guna menyelesaikan perbedaan dan persoalan terkait penyediaan lahan pengembangan sapi perah yang akan dibuka di Sulsel.
“Acuan data yang ada di Kementrian Pertanian dan di Sulsel ada sedikit perbedaan. Oleh karena itu disarankan untuk rapat di Sulsel, hadirkan semua pemangku kepentingan yang terkait, sehingga kita bisa selesaikan seluruh persoalan,” tukasnya.
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Agung Suganda menyatakan salah satu investor asing asal Vietnam, PT True Happiness berminat melakukan investasi sapi perah.
Diketahui, adanya investor asing tersebut untuk mendorong peningkatan produksi daging maupun sapi, yang sekaligus mendukung program unggulan Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto.
“Salah satu pelaksanaan program unggulan Bapak Presiden yaitu makan bergizi dan minum susu gratis. Melalui Kementrian Pertanian, mendorong peningkatan produksi khususnya daging sapi dan susu dalam negeri guna mendukung kesuksesan program tersebut,” imbuhnya.
“Peningkatan produksi akan melibatkan pelaku usaha dalam dan luar negeri untuk berinvestasi, sehingga memerlukan ketersediaan lahan yang cukup untuk area peternakan,” tambahnya.
Berdasarkan hasil survei yang memenuhi pengembangan peternakan tersebut, lahan yang ditargetkan di Sulsel berada di Kabupaten Wajo dan Sidrap. Dimana lahan yang dibutuhkan seluas 18.000 Ha tersebut lolos dari persyaratan.
Selanjutnya, upaya tersebut diyakini mampu mendorong hilirisasi dalam bidang pengembangan peternakan serta membuka ruang perusahaan asing untuk berinvestasi.
“Oleh karena itu, kami mendapat tugas untuk mendorong investasi, salah satunya investasi perusahaan asing yang akan berinvestasi serta dapat mendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia terkhusus Sulsel,” tuturnya.