IHSG Menguat 2,05 Persen Sepekan, Volume dan Nilai Transaksi Naik Signifikan

14 hours ago 4

KabarMakassar.com — Kinerja pasar saham Indonesia menunjukkan penguatan signifikan sepanjang pekan perdagangan 28 April hingga 2 Mei 2025. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat menguat 2,05 persen dan ditutup pada level 6.815,730 pada Jumat (02/05), naik dari posisi pekan sebelumnya di 6.678,915.

Sekretaris Perusahaan PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Kautsar Primadi Nurahmad, menyampaikan bahwa pergerakan positif IHSG pekan ini diiringi oleh penguatan indikator perdagangan lainnya.

“Peningkatan tertinggi terjadi pada rata-rata volume transaksi harian Bursa pekan ini, yaitu sebesar 14,46% menjadi 20,87 miliar saham dari 18,23 miliar saham pada pekan sebelumnya,” ungkap Kautsar dalam keterangan resminya pada Sabtu (03/05).

Tak hanya volume, rata-rata frekuensi transaksi harian juga turut meningkat sebesar 9,25 persen menjadi 1,21 juta kali transaksi dari 1,11 juta transaksi di pekan sebelumnya. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan aktivitas pelaku pasar yang cukup signifikan dalam periode tersebut.

Lebih lanjut, rata-rata nilai transaksi harian juga mengalami pertumbuhan sebesar 4,99 persen. Nilai transaksi harian tercatat mencapai Rp11,61 triliun, naik dari Rp11,06 triliun pada pekan sebelumnya.

Kautsar menambahkan bahwa peningkatan ini turut berkontribusi terhadap naiknya kapitalisasi pasar BEI selama sepekan terakhir.

“Kapitalisasi pasar BEI mengalami kenaikan sebesar 2,33% menjadi Rp11.831 triliun dari Rp11.561 triliun pada sepekan sebelumnya,” jelas Kautsar.

Dari sisi partisipasi investor asing, BEI mencatatkan nilai beli bersih (net buy) sebesar Rp133,18 miliar pada Jumat (2/5/2025). Meski demikian, secara kumulatif sepanjang tahun berjalan 2025, investor asing masih mencatatkan nilai jual bersih (net sell) sebesar Rp50,58 triliun.

Dengan tren penguatan IHSG dan meningkatnya aktivitas perdagangan saham di BEI, pekan ini menunjukkan sentimen positif yang cukup kuat di pasar modal Indonesia.

Meningkatnya kepercayaan investor tercermin dari pertumbuhan seluruh indikator utama perdagangan yang tercatat konsisten di zona hijau sepanjang periode tersebut.

Sebelumnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) mengawali perdagangan Jumat (02/05) dengan penguatan signifikan usai libur pada Hari Buruh kemarib.

Pada pembukaan hari ini, IHSG tercatat naik 44,31 poin atau 0,65 persen ke level 6.811,11. Sementara itu, indeks LQ45 yang mencerminkan pergerakan saham-saham unggulan turut menguat sebesar 6,36 poin atau 0,84 persen menjadi 767,87.

Meski dibuka dengan sentimen positif, analis Phintraco Sekuritas mengingatkan potensi koreksi teknikal yang dapat menekan pergerakan indeks sepanjang hari.

Dalam riset hariannya, Phintraco menyebut IHSG masih rawan terhadap tekanan jual dan diperkirakan bergerak dalam rentang resistance di level 6.800, pivot di 6.750, serta support di 6.700.

Kekhawatiran tersebut muncul akibat pembentukan pola doji star secara berturut-turut selama tiga hari terakhir, termasuk pada penutupan Rabu (30/04). Ditambah lagi, indikator teknikal seperti MACD menunjukkan penyempitan positive slope yang mengindikasikan potensi pembalikan arah menuju tren bearish jangka pendek.

“Jika terjadi pullback signifikan mendekati level 6.700, maka pola evening star berpotensi terbentuk, yang menjadi sinyal awal pembalikan arah (minor bearish reversal),” jelas Phintraco Sekuritas dalam keterangan tertulisnya, Jumat (02/04)

Dari sisi fundamental, pelaku pasar juga tengah mencermati rilis data inflasi April 2025 yang dijadwalkan keluar hari ini. Inflasi dipandang sebagai indikator penting yang mencerminkan laju konsumsi domestik, yang pada bulan April disebut-sebut melambat karena berbagai faktor.

Beberapa faktor yang turut membayangi adalah penurunan jumlah pemudik, penghematan belanja rumah tangga, serta adanya penundaan konsumsi akibat sentimen tarif impor dari Amerika Serikat. Kondisi tersebut membuat investor lebih berhati-hati dalam menempatkan dananya, terutama pada sektor-sektor konsumsi.

Selain data inflasi, perhatian juga tertuju pada pengumuman indeks manufaktur PMI Indonesia untuk April 2025. Sebelumnya, pada Maret 2025, PMI Indonesia masih berada pada zona ekspansif di angka 52,4, yang menandakan aktivitas manufaktur nasional tetap tumbuh. Namun, investor menanti apakah tren positif tersebut berlanjut atau mengalami perlambatan seiring tekanan ekonomi global.

Di tengah situasi yang dinamis ini, Phintraco Sekuritas tetap memberikan beberapa rekomendasi saham yang diperkirakan memiliki potensi keuntungan di tengah volatilitas pasar. Lima emiten yang dijagokan antara lain PGAS, MYOR, KLBF, MAPI , dan BMRI.

Rekomendasi ini mempertimbangkan kondisi teknikal masing-masing saham serta prospek sektoral yang masih cukup resilient terhadap fluktuasi jangka pendek.

Dengan beragam sentimen tersebut, pelaku pasar diimbau tetap waspada dan mencermati pergerakan pasar secara cermat, khususnya menjelang rilis data ekonomi penting dalam negeri yang dapat mempengaruhi arah IHSG secara keseluruhan.

Navigasi pos

Read Entire Article
Jogja News Jogja Politan Jogja Ball Jogja Otote Klik News Makassar news