Simpanan Emas di Pegadaian Wilayah Makassar Tembus 168 Kg, Naik 190 Persen

17 hours ago 6

KabarMakassar.com – Minat masyarakat Sulawesi Selatan terhadap investasi emas menunjukkan lonjakan signifikan. PT Pegadaian Kantor Wilayah VI Makassar mencatat total simpanan emas masyarakat mencapai 168 kilogram hingga pertengahan April 2025, meningkat drastis sebesar 190 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Kepala Departemen Business Support PT Pegadaian Kanwil VI Makassar, Iwan Darmawan, menjelaskan bahwa lonjakan ini sebagian besar dipicu oleh tren kenaikan harga emas, yang mendorong masyarakat untuk menjadikan emas sebagai pilihan utama dalam berinvestasi.

“Masyarakat semakin sadar bahwa emas adalah instrumen investasi yang aman dan menguntungkan. Kenaikan harga emas menjadi pemicu utama meningkatnya minat beli,” ungkap Iwan dalam keterangannya, dikutip Sabtu (03/05).

Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa emas bukan hanya dipandang sebagai investasi oleh masyarakat Sulawesi Selatan, tetapi juga sebagai simbol status dan warisan keluarga yang bernilai.

Fenomena menyimpan emas menurutnya sudah menjadi bagian dari budaya yang mengakar kuat di wilayah tersebut.

“Emas telah menjadi aset paling penting bagi masyarakat Sulsel. Ini bukan sekadar tren baru, melainkan bagian dari tradisi,” katanya.

Meski demikian, Iwan mengingatkan agar masyarakat tidak semata-mata membeli emas karena tergiur dengan keuntungan jangka pendek. Ia menekankan pentingnya investasi berdasarkan tujuan keuangan jangka panjang.

“Investasi emas seharusnya dilakukan untuk perencanaan jangka panjang, bukan spekulasi. Dengan cara ini, manfaatnya bisa lebih terasa dan terukur,” ujarnya.

Iwan juga menambahkan bahwa PT Pegadaian menyediakan produk gadai tabungan emas sebagai solusi keuangan bagi masyarakat yang membutuhkan dana mendesak tanpa harus menjual emas yang telah disimpan.

“Jika ada kebutuhan mendesak, masyarakat bisa memanfaatkan produk gadai tabungan emas. Ini adalah solusi bijak yang kami sediakan,” tutupnya.

Untuk informasi, tren investasi emas di Sulawesi Selatan terus menunjukkan eksistensinya sebagai salah satu pilihan utama masyarakat dalam menjaga nilai kekayaan.

Emas dinilai mampu mempertahankan nilai dalam jangka panjang dan menjadi solusi untuk melindungi dana dari tekanan inflasi yang terus meningkat.

Sepanjang Maret kemarin, harga emas mengalami beberapa kali kenaikan, yang justru makin memperkuat minat masyarakat untuk berinvestasi.

Kenaikan harga ini tak hanya menarik perhatian investor kawakan, tetapi juga kalangan muda, khususnya Generasi Z, yang mulai sadar pentingnya menabung dalam bentuk logam mulia.

Nisa, wanita kelahiran 1999, menjadi salah satu contoh dari generasi muda yang mulai serius memilih emas sebagai sarana investasi. Ia mengungkapkan, sejak menikah, dirinya mulai mempertimbangkan emas sebagai tabungan jangka panjang.

“Sudah mau dua tahun, sejak menikah sudah pikir emas saja jadi tabungan,” ujarnya.

Ia memilih emas batangan dibandingkan emas perhiasan karena dinilai lebih aman dan mudah disimpan. Bagi Nisa, momen turunnya harga emas beberapa waktu lalu justru menjadi peluang untuk membeli.

“Kalau lihat trennya, harga emas memang sempat turun beberapa hari lalu. Tapi kalau dari tahun ke tahun, kan naik terus. Jadi bagus untuk investasi,” tambahnya.

Hal senada juga disampaikan oleh Edy, pria kelahiran 1997. Ia mulai tertarik untuk berinvestasi emas setelah memiliki pendapatan tetap. Menurutnya, menabung emas adalah kebiasaan yang ia pelajari dari orangtuanya.

“Dulu saya sempat dapati orang tua juga menabung emas, makanya berniat kalau sudah punya pendapatan tetap akan menabung emas juga, lebih fleksibel,” ucap Edy singkat.

Tidak hanya di kalangan muda, emas juga masih menjadi pilihan utama bagi kalangan dewasa. Mimi, ibu dua anak, telah menjadikan emas sebagai bentuk investasi sejak 2011. Awalnya ia membeli emas perhiasan, namun sejak 2014, ia mulai beralih ke emas batangan.

“Dulu masih nabung dari emas perhiasan saja, di 2014 beralih ke emas batangan,” ungkap Mimi.

Baginya, emas menjadi alternatif penyimpanan uang agar tidak cepat habis. Ia mengaku sulit menahan diri jika melihat saldo besar di rekening, dan emas menjadi solusi untuk mengontrol pengeluaran.

Ia menceritakan pengalaman membeli emas 5 gram pada 2014 seharga Rp2,5 juta. Kini, emas dengan ukuran yang sama bisa bernilai Rp4,5 juta hingga Rp5 juta.

“Kalau uang Rp2,5 juta saya simpan di rekening sejak 2014, nilainya pasti sudah turun. Tapi kalau emas, sekarang bisa saya jual Rp4,5 juta. Jadi lebih untung,” jelasnya.

Selain menjaga nilai uang, Mimi menilai emas juga lebih likuid dibanding aset lain seperti properti.

“Nanti itu bisa digunakan untuk pendidikan anak-anak. Apalagi emas gampang dijual kalau dibutuhkan. Berbeda dengan tanah atau properti lainnya yang butuh waktu untuk dijual kembali,” tandasnya.

Navigasi pos

Read Entire Article
Jogja News Jogja Politan Jogja Ball Jogja Otote Klik News Makassar news