Gingivitis, Infeksi Gusi yang Sering Diabaikan dan Cara Mencegahnya!

4 hours ago 2
Gingivitis, Infeksi Gusi yang Sering Diabaikan dan Cara Mencegahnya! Ilustrasi pemeriksaan mulut (Dok: Int)

KabarMakassar.com — Radang gusi, yang juga dikenal sebagai gingivitis, adalah suatu kondisi peradangan yang terjadi pada jaringan gusi. Berdasarkan Alodokter yang merupakan mitra resmi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, kondisi ini biasanya ditandai dengan perubahan warna gusi menjadi kemerahan, khususnya di area yang berada di sekitar pangkal gigi.

Penyebab utama dari gingivitis yakni penumpukan sisa-sisa makanan yang tertinggal di sela-sela gigi dan di sekitar gusi. Apabila tidak segera dibersihkan, sisa makanan tersebut bisa mengeras dan berubah menjadi plak. Plak inilah yang kemudian memicu iritasi serta peradangan pada gusi.

Gingivitis perlu segera mendapatkan penanganan medis atau perawatan gigi yang tepat. Penanganan sejak dini amat penting untuk mencegah terjadinya kerusakan yang lebih parah terhadap gigi maupun jaringan gusi.

Ketika dibiarkan tanpa pengobatan, gingivitis mampu berkembang menjadi kondisi yang lebih serius yang disebut periodontitis. Periodontitis sendiri merupakan infeksi berat yang tidak hanya menyerang gusi, namun juga dapat merusak jaringan penyangga gigi, termasuk tulang di sekitarnya.

Dalam jangka panjang, kerusakan tersebut mampu menyebabkan gigi menjadi longgar dan akhirnya tanggal atau lepas dengan sendirinya.

Gejala radang gusi

Gejala gingivitis acap kali sulit dikenali, terkhususnya pada tahap awal. Banyak penderita bahkan tidak menyadari bahwa mereka sedang mengalami radang gusi karena gejalanya bisa sangat ringan atau bahkan tidak muncul sama sekali.

Tetapi, dalam beberapa kasus, ada tanda-tanda tertentu yang bisa menjadi petunjuk adanya gangguan pada gusi. Salah satu gejala umum yang bisa muncul adalah gusi yang mudah berdarah, terutama ketika menyikat gigi atau saat membersihkan sela-sela gigi dengan benang gigi atau flossing.

Selain itu, gusi juga dapat mengalami pembengkakan dan terasa nyeri, yang menandakan adanya peradangan. Warna gusi pun bisa berubah menjadi merah gelap atau kehitaman, berbeda dari warna normalnya yang merah muda sehat.

Gejala lainnya yang mungkin dirasakan adalah bau napas yang tidak sedap, yang dalam beberapa kasus mempunyai aroma menyerupai bau logam. Selain itu, penderita bisa mengalami rasa nyeri ketika mengunyah makanan, yang mengganggu aktivitas makan sehari-hari.

Pada kondisi yang lebih lanjut, gusi dapat mengalami penyusutan sehingga bagian akar gigi terlihat jelas. Di beberapa kasus, nanah bisa muncul di antara gigi dan gusi, menandakan adanya infeksi serius. Gigi palsu yang sebelumnya terasa pas juga bisa menjadi longgar atau terasa tidak nyaman. Ketika infeksi dibiarkan, gigi asli pun bisa menjadi goyah dan akhirnya copot.

Penyebab radang gusi

Penyebab utama gingivitis atau radang gusi yaitu terbentuknya plak pada permukaan gigi. Plak tersebut berasal dari sisa makanan yang menempel dan tidak dibersihkan dengan baik setelah makan. Saat sisa makanan bercampur dengan bakteri yang secara alami ada di dalam mulut, maka terbentuklah lapisan lengket yang disebut plak gigi.

Apabila plak tersebut dibiarkan dalam waktu yang lama tanpa dibersihkan secara rutin, maka lama-kelamaan plak akan mengeras. Plak yang mengeras ini dikenal sebagai karang gigi.

Karang gigi adalah struktur yang lebih padat dan keras dibandingkan plak biasa. Lapisan luarnya pun lebih tebal, sehingga menciptakan lingkungan yang ideal bagi bakteri untuk hidup serta berkembang biak.

Karena terlindungi oleh lapisan keras tersebut, maka bakteri menjadi lebih sulit dibersihkan hanya dengan menyikat gigi. Bila kondisi itu terus berlangsung tanpa penanganan, bakteri akan semakin banyak dan mulai merusak jaringan gusi. Proses ini akhirnya mengakibatkan peradangan pada gusi yang dikenal sebagai gingivitis.

Pengobatan radang gusi

Tujuan utama dari pengobatan gingivitis, atau yang dikenal sebagai radang gusi, adalah untuk mengurangi atau meredakan gejala yang muncul karena peradangan tersebut. Selain itu, pengobatan juga dilakukan untuk mencegah timbulnya komplikasi yang lebih serius, misalnya kerusakan jaringan gusi atau gigi yang tanggal.

Dengan penanganan yang tepat dan segera, kondisi gusi bisa kembali sehat dan risiko infeksi lanjutan dapat diminimalkan. Terdapat beberapa metode atau langkah medis yang umum digunakan dalam mengatasi gingivitis. Masing-masing metode tersebut disesuaikan dengan tingkat keparahan kondisi pasien serta penyebab utama radang gusi yang dialami, yaitu:

1. Scaling

Salah satu metode yang umum digunakan dalam pengobatan radang gusi yakni prosedur pembersihan karang gigi, yang dikenal dengan istilah scaling. Prosedur tersebut bertujuan untuk mengangkat karang gigi atau plak yang telah mengeras di permukaan gigi dan sepanjang garis gusi.

Selain scaling, perawatan lain yang acap kali dilakukan adalah root planing, yaitu pembersihan mendalam hingga ke akar gigi. Teknik tersebut berfungsi untuk menghaluskan permukaan akar gigi agar bakteri tidak mudah menempel kembali.

Dalam praktiknya, baik scaling maupun root planing dapat dilakukan dengan bantuan teknologi modern, seperti penggunaan laser atau gelombang suara ultrasonik. Penggunaan alat-alat itu membuat proses pembersihan menjadi lebih efektif dan minim rasa sakit bagi pasien.

2. Penambalan gigi

Saat seseorang mengalami gingivitis atau peradangan pada gusi, maka salah satu tindakan yang bisa dilakukan adalah menambal atau mengganti gigi yang mengalami kerusakan.

Tindakan tersebut bertujuan untuk mengatasi kerusakan gigi yang mungkin memperburuk kondisi peradangan gusi. Dengan memperbaiki gigi yang rusak, maka kesehatan rongga mulut secara keseluruhan juga dapat ditingkatkan.

Navigasi pos

Read Entire Article
Jogja News Jogja Politan Jogja Ball Jogja Otote Klik News Makassar news