
KabarMakassar.com — Rumah tinggal yang sehat dan layak dinilai menjadi elemen krusial dalam mencegah stunting pada anak.
Hal ini menjadi fokus utama dalam kegiatan sosialisasi rumah sehat dan layak huni yang digelar oleh Tim Penggerak PKK Kota Makassar, Selasa (17/6), di Kantor Kecamatan Bontoala.
Ketua TP PKK Kota Makassar, Melinda Aksa, menegaskan bahwa kualitas lingkungan tempat tinggal sangat mempengaruhi tumbuh kembang anak.
Ia mendorong para kader PKK menjadi agen perubahan di wilayah masing-masing untuk memastikan seluruh keluarga memiliki hunian yang memenuhi standar kesehatan dan keselamatan.
“Rumah adalah lingkungan pertama yang membentuk kualitas hidup keluarga, terutama anak-anak. Bukan hanya soal kenyamanan, tapi juga soal kebersihan dan kesehatan,” tegas Melinda.
Ia menambahkan, isu stunting tidak cukup ditangani dari sisi gizi saja, melainkan juga dari kondisi sanitasi, ventilasi, dan tata kelola rumah tangga secara umum.
“Masalah stunting sangat berkaitan dengan kondisi rumah. Ventilasi yang buruk, sanitasi yang tidak layak, dan lingkungan yang kumuh memperbesar risiko gagal tumbuh pada anak,” ujarnya.
Kegiatan sosialisasi ini diikuti oleh kader PKK dari tiga kecamatan, Bontoala, Ujung Pandang, dan Tallo. Para peserta mendapatkan pemahaman mengenai konsep hunian sehat yang terintegrasi dengan 10 Program Pokok PKK, termasuk pengelolaan sampah rumah tangga dan pemeliharaan kualitas udara.
Ketua Pokja III TP PKK Provinsi Sulawesi Selatan, Sri Suro Adhawati, yang hadir sebagai narasumber utama, menjelaskan bahwa rumah sehat setidaknya harus memenuhi tiga komponen dasar, pencahayaan dan sirkulasi udara yang baik, fasilitas sanitasi memadai, serta struktur bangunan yang kokoh.
“Kriteria rumah sehat ini sangat penting untuk mendukung tumbuh kembang anak secara optimal. Apalagi kita bicara generasi masa depan,” katanya.
Sementara itu, Sekretaris Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Disperkim) Kota Makassar, H. Hamna Faisal, memaparkan bahwa rumah layak huni harus mengacu pada prinsip ALADIN yang mencangkup Atap, Lantai, dan Dinding yang aman serta memenuhi standar kelayakan.
“Bangunan harus kokoh, tidak rawan ambruk, dan tahan terhadap bencana. Ini penting terutama di kawasan padat penduduk yang rentan risiko,” kata Hamna.
Aspek kesehatan lingkungan rumah juga menjadi sorotan dalam sosialisasi ini. Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat dari Dinas Kesehatan Kota Makassar, Sunarti, menekankan pentingnya air bersih, pengelolaan limbah, dan kebiasaan hidup bersih sebagai bagian integral dari rumah sehat.
“Rumah sehat bukan hanya tentang fisiknya, tapi juga kebiasaan hidup penghuninya. Kita perlu membangun kesadaran kolektif agar masyarakat menjaga lingkungan tempat tinggalnya,” ujarnya.
Sesi diskusi yang menutup rangkaian kegiatan berlangsung interaktif. Para kader aktif menyampaikan pengalaman dan tantangan yang dihadapi di wilayah masing-masing terkait penerapan konsep rumah sehat.
Melalui kegiatan ini, TP PKK Makassar menargetkan peningkatan pemahaman dan partisipasi aktif masyarakat dalam membentuk lingkungan rumah yang sehat, layak, dan ramah anak, sebagai bagian dari strategi pencegahan stunting yang lebih menyeluruh di tingkat keluarga.