Ini Cara Efektif Atasi Demam Anak di Rumah!

1 week ago 12

KabarMakassar.com — Kesehatan anak merupakan prioritas utama bagi orang tua. Ketika anak sakit dan mengalami demam, tidak jarang para ibu merasa khawatir atau bahkan panik. Padahal, terdapat banyak cara yang efektif dan mudah dilakukan di rumah untuk menangani demam pada anak.

Demam, menurut Alodokter yang merupakan mitra resmi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, sering kali ditandai dengan wajah kemerahan, tubuh yang terasa panas, dan keringat berlebih.

Kondisi itu sangat umum terjadi pada anak-anak. Tetapi, demam tetap menjadi hal yang membingungkan dan mencemaskan bagi banyak orang tua, terutama ibu yang baru pertama kali memiliki anak.

Suhu tubuh anak yang normal berkisar antara 36,4–37°C. Anak dikatakan demam apabila suhu tubuhnya mencapai 38°C atau lebih. Untuk mengukurnya, maka bisa menggunakan termometer.

Ketika anak demam, tidak perlu panik. Umumnya, demam bukanlah kondisi yang berbahaya, justru bisa menjadi tanda bahwa tubuh anak sedang melawan infeksi.

Demam juga dapat muncul setelah imunisasi sebagai respon tubuh dalam membentuk antibodi guna melindungi dari penyakit tertentu.

Oleh sebab itu, penting bagi ibu untuk memahami bahwa demam bukanlah penyakit, melainkan gejala. Tak semua kasus demam memerlukan pengobatan khusus.

Apabila anak tetap aktif, mau makan dan minum, serta warna kulitnya normal meskipun sedang demam, maka tidak perlu terlalu khawatir. Biasanya, demam akan mereda dengan sendirinya dalam waktu sekitar tiga hari.

Mengatasi Demam pada Anak

Ketika demam membuat anak merasa tidak nyaman, seperti menjadi lebih rewel, tampak lelah, atau kehilangan minat untuk bermain, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk membantu meredakannya, yaitu:

1. Pastikan anak istirahat

Saat anak mengalami demam, bukan berarti ia harus terus-menerus berbaring dan tidur sepanjang hari. Yang paling penting ialah memastikan anak mendapatkan waktu istirahat yang cukup agar tubuhnya bisa pulih dengan baik.

Ketika anak merasa kedinginan, sebaiknya jangan langsung membalut tubuhnya dengan pakaian atau selimut yang terlalu tebal. Tindakan itu justru bisa menghambat proses pelepasan panas dari tubuhnya, yang pada akhirnya bisa menyebabkan suhu tubuh semakin meningkat.

Selain itu, penting untuk menghindari memandikan anak menggunakan air dingin. Walau terlihat menyegarkan, air dingin justru berisiko memperparah kondisi demam yang dialami anak. Sebagai gantinya, gunakan air hangat ketika memandikan anak agar tubuhnya tetap terasa nyaman dan tidak terjadi perubahan suhu tubuh yang drastis. Setelah mandi, pastikan suhu ruangan tetap hangat juga tidak terlalu dingin supaya anak tidak merasa menggigil atau kedinginan.

2. Beri asupan cairan yang cukup

Ketika anak mengalami demam, tubuhnya cenderung lebih cepat kehilangan cairan dibandingkan saat dalam kondisi normal. Hal tersebut terjadi karena peningkatan suhu tubuh bisa menyebabkan anak lebih banyak berkeringat, sehingga cairan tubuh berkurang secara signifikan.

Untuk mencegah terjadinya dehidrasi yang dapat memperburuk kondisi anak, penting bagi orang tua untuk memastikan kebutuhan cairan tubuhnya tetap terpenuhi. Cairan itu bisa diberikan dalam berbagai bentuk, seperti air putih yang cukup, kuah sup hangat yang menenangkan, atau buah-buahan yang mengandung banyak air. Beberapa contoh buah yang bisa diberikan adalah semangka, jeruk, dan melon, karena ketiganya tidak hanya menyegarkan, namun juga membantu menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh anak.

3. Beri obat pereda demam

Apabila anak mulai rewel karena demam, maka bisa mempertimbangkan untuk memberikannya obat penurun panas guna membantu meredakan gejalanya. Obat yang umumnya digunakan adalah paracetamol atau ibuprofen, yang keduanya aman selama diberikan sesuai aturan. Tetapi, penting bagi orang tua untuk mengetahui bahwa ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum memberikan obat-obatan ini kepada anak.

Pertama, hindari memberikan aspirin kepada anak yang usianya masih di bawah 16 tahun, karena obat tersebut tidak aman untuk mereka dan dapat menimbulkan efek samping serius. Kedua, jangan menggabungkan pemberian ibuprofen dan paracetamol secara bersamaan, kecuali jika terdapat rekomendasi langsung dari dokter, karena kombinasi tersebut bisa meningkatkan risiko efek samping.

Ketiga, paracetamol tidak boleh diberikan kepada bayi yang usianya belum mencapai 2 bulan, karena sistem tubuhnya masih sangat sensitif. Keempat, ibuprofen juga harus dihindari pada anak-anak dengan kondisi tertentu, contohnya penderita asma, bayi berusia di bawah 3 bulan, atau yang memiliki berat badan kurang dari 5 kilogram.

Sebelum memberikan obat apapun kepada anak, pastikan agar membaca label kemasan dengan teliti. Periksa dosis yang dianjurkan berdasarkan usia dan berat badan anak agar tidak terjadi kesalahan pemberian. Selain itu, simpanlah obat-obatan tersebut di tempat yang sejuk dan kering, jauh dari paparan sinar matahari langsung, juga pastikan letaknya tidak dapat dijangkau oleh anak-anak untuk menghindari risiko tertelan secara tidak sengaja.

Navigasi pos

Read Entire Article
Jogja News Jogja Politan Jogja Ball Jogja Otote Klik News Makassar news