Harianjogja.com, SLEMAN—Dinas Pendidikan (Disdik) Sleman meminta seluruh satuan pendidikan yang menjadi kewenangan Pemkab Sleman melaporkan kondisi bangunan sekolah melalui google form yang telah dikirim ke tiap satuan pendidikan. Pendataan ini sangat penting agar Disdik dapat mengambil langkah tepat guna mencegah kejadian yang tidak diinginkan.
Plt Kepala Disdik Sleman, Mustadi, mengatakan jajarannya telah dan terus melakukan upaya mitigasi kebencanaan di satuan pendidikan. Disdik menjemput boleh mendata kondisi bangunan. Meski begitu, Disdik meminta agar sekolah juga melakukan pelaporan mendetail. “Kami sudah melakukan mitigasi agar tidak terjadi kejadian seperti di SDN Kledokan. Tapi kami juga mengingatkan ada sekolah tetap membuat laporan. Bagaimanapun penghuni sekolah yang lebih tahu,” kata Mustadi ditemui di kantornya, Rabu (7/5/2024).
Ihwal pembangunan SDN Kledokan yang sempat mengalami atap ambrol, Mustadi mengaku Disdik akan menjalankan komitmen Bupati Sleman untuk membangun kembali ruang-ruang kelas pada Mei 2025. Menurutnya, renovasi sebagaimana diinginkan Bupati Sleman membutuhkan sekitar Rp400 juta. Dia belum mengetahui secara pasti pos anggaran yang akan digunakan. Yang jelas, Pemkab akan menggunakan APBD Sleman.
BACA JUGA: Iduladha 2025, Mahasiswi Dikerahkan untuk Tingkatkan Penjualan Hewan di Bantul
“Sedang dibahas oleh tim anggaran Pemkab. Apakah akan menggeser anggaran lain saya belum tahu, yang penting Bupati berkomitmen untuk segera membangun. Ini prioritas. Akhir Mei harus sudah dimulai,” katanya.
Disinggung ihwal anggaran Makan Bergizi Gratis (MBG) yang saat ini ada di pos belanja tidak terduga (BTT) dan direncanakan akan limpahkan ke Disdik sebanyak 50%, Mustadi belum dapat memberi tanggapan. “Itu [pengalihan anggaran] kebijakan Dewan. Kalau membicarakan anggaran, kami bisa bergerak ketika APBD Perubahan,” katanya.
Sebelumnya, Kepala Bidang Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) Sleman, Zaini Anwar, mengatakan ada ruang lain di SDN Kledokan yang kondisinya tidak layak, seperti ruang guru dan ruang kepala sekolah. “Atapnya sudah rapuh dan membahayakan,” kata Zaini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News