koordinasi oleh Wakil Bupati Gowa dan Kapolres Gowa, (Dokumentasi Istimewa)KabarMakassar.com — Lima warga Desa Bontolempangan, Kecamatan Bontolempangan, Kabupaten Gowa, yang dilaporkan hilang saat mencari rotan di Hutan Pinus Maranne, berhasil ditemukan dalam kondisi lemah oleh tim gabungan setelah pencarian intensif selama dua hari. Operasi pencarian berlangsung sejak 9-10 Desember 2025.
Laporan hilangnya para warga masuk pada Selasa pagi sekitar pukul 07.00 Wita, setelah keluarga menyadari mereka tak kunjung kembali sejak memasuki kawasan Hutan Pinus Marenne Rappodaeng, Kelurahan Sapaya, Kecamatan Bungaya. Hingga pukul 17.00 Wita, lima orang tersebut tak juga pulang, sehingga keluarga melapor ke Bhabinsa dan Bhabinkamtibmas.
Usai menerima laporan, aparat Desa Bontolempangan bersama Polsek Bungaya, TNI Pos Bontolempangan, dan warga melakukan penyisiran awal. Namun medan gelap, jalur hutan yang bercabang, serta tidak adanya komunikasi membuat pencarian terpaksa dihentikan sementara.
Pihak kepolisian kemudian merilis identitas lima warga tersebut, yakni Dg Patto (55), Dg Ngaha (60), Ramalan (55), Sangnging (59), dan Amal (28) seluruhnya warga Jambu Kaccia, Dusun Lemoa, Desa Bontolempangan.
Pada Rabu dini hari, operasi pencarian diperluas dengan melibatkan tim gabungan dari BPBD Gowa, Polres Gowa, Satbrimob Polda Sulsel, TNI, dan pemerintah daerah.
“Tim gabungan dipimpin langsung Kapolres Gowa bersama Wakil Bupati Gowa,” ujar Kapolres Gowa AKBP M. Aldy Sulaiman dalam laporan resminya.
Sebelum menuju lokasi, Polres Gowa menggelar apel kesiapan personel, diikuti rapat koordinasi bersama Wakil Bupati Gowa, jajaran PJU Polres, dan Danton SAR Brimob Polda Sulsel.
Upaya pencarian akhirnya membuahkan hasil. Empat korban Dg Patto, Ramalan, Sangnging, dan Amal ditemukan tersesat di kawasan Balla Borong, Lingkungan Kareta, Kecamatan Bungaya. Sementara Dg Ngaha lebih dulu ditemukan setelah berhasil keluar sendiri melalui jalur berbeda di Kampung Kaccia.
Korban dievakuasi ke puskesmas untuk pemeriksaan medis. Mereka dilaporkan sedang dalam kondisi lemah akibat kelelahan dan kurang perbekalan. Setelah kondisi stabil, mereka dibawa ke posko pencarian di Desa Bontolempangan untuk bertemu keluarga.
Kapolres Gowa menjelaskan dugaan sementara penyebab para warga tersesat.
“Mereka diduga tersesat dan terjebak malam, sehingga perjalanan yang biasanya bisa ditempuh sehari menjadi dua hari. Mereka juga keluar dari hutan melalui jalur berbeda dari jalur masuk,” jelasnya.
Minimnya perbekalan, tidak membawa peralatan memadai, serta kondisi geografis hutan Pinus Maranne yang terjal dan bercabang turut memperburuk situasi, membuat para warga kesulitan menemukan arah keluar.

















































