
KabarMakassar.com — Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Selatan (Sulsel) terus berupaya untuk memberi layanan terbaik serta membuat program yang dapat memudahkan masyarakat.
Salah satu program yang terus digodok ialah, Program Sulawesi Selatan (Sulsel) Terkoneksi. Ini menjadi salah satu gagasan yang diinisiasi oleh Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman.
Program Sulsel Terkoneksi sendiri bertujuan untuk memperkuat konektivitas darat, udara, serta laut guna meningkatkan aksesibilitas masyarakat di daerah masing-masing atau lintas wilayah.
Saat ini layanan seaplane atau yang dikenal dengan pesawat amfibi tengah dikembangkan untuk menghubungkan pulau-pulau yang ada di Sulsel. Apabila hal tersebut berhasil maka seaplane ini akan menjadi yang pertama dioperasikan di Sulsel.
Bupati Pangkep Muhammad Yusran Lalogau mengungkapkan dukungannya terhadap program tersebut.
“Saya secara pribadi selaku bupati, sangat mendukung program ini. Saya juga mau buat bandara di daerah kepulauan kami. Namun beliau datang dengan ide yang lebih efisiensilah saya bilang dengan menghadirkan seaplane,” ujarnya pada Selasa (22/04).
Ia menyampaikan, dengan seaplane yang tengah digalakkan maka perencanaan pembangunan bandara didaerahnya dapat dipertimbangkan untuk dibatalkan mengingat bandara membutuhkan lahan yang luas.
“Kita tahu di pulau itu kan tidak memiliki lahan yang sangat luas untuk membangun suatu bandara. Maka dari itu, dengan adanya seaplane ini, saya sangat setuju dengan program dari bapak Gubernur,” tukas Yusran.
“Paling pertama yaitu di bidang kesehatan, insya Allah bisa membantu masyarakat kami yang tidak diminta-minta ada penyakit yang parah dan tidak bisa diselesaikan dengan sarana prasarana kesehatan yang ada di kepulauan. Bisa menggunakan seaplane ini untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang lebih mumpuni di kota-kota,” sambungnya.
Lebih jauh ia menerangkan, dari aspek ekonomi, diharapkan dengan adanya seaplane maka logistik yang ada di daerah kepulauan, dapat terangkat serta bisa dijual lebih cepat kepada pihak selanjutnya.
Diketahui seaplane merupakan jenis pesawat yang mampu lepas landas serta mendarat di atas air. Transportasi ini memainkan peran penting dalam transportasi udara terkhususnya di area yang memiliki banyak perairan seperti sungai, danau juga pantai.
Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman menegaskan agar seaplane dapat berjalan secepatnya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Sulsel, Andi Erwin Terwo menyampaikan jika biaya perencanaan Detail Engineering Design atau DED telah disiapkan yang ditetapkan berkisar Rp1,8 Miliar.
“Kemudian anggaran subsidi untuk seaplane juga siap, jadi Pemprov terkait masalah penganggaran subsidi penerbangan seaplane ini telah terakomodir didalamnya,” tukasnya pada Rabu (16/04).
Lebih jauh ia menyampaikan bahwa pihak Pemprov Sulsel akan segera mengunjungi bandara pelatihan di Banyuwangi untuk meninjau pesawat seaplane.
“Kemudian sebagaimana tindaklanjut arahan dari Bapak Menteri termasuk salah satu seaplane yang nanti dijanjikan untuk Sulsel yang berada di Banyuwangi, nanti kita melihat pesawat seaplane itu modelnya bagaimana kalau memang sudah ada persetujuan dari kementerian dalam hal ini muncul kemungkinan nanti akan segera kita bawa pulang pesawatnya,” jelasnya.
“Insya Allah kita berharap bulan ini atau awal bulan Mei. Perintah Pak Gubernur minggu ini. Jadi insya Allah kita akan persiapkan mungkin kita atur waktu untuk kita kunjungan ke Banyuwangi,” tambahnya.
Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Utama Makassar, Sahattua P Simatupang mengatakan bahwa Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman, memfasilitasi kebutuhan daerah agar dapat diperhatikan oleh pemerintah pusat melalui perwakilan pemerintah di kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Utama Makassar.
“Perhatian Pak Gubernur itu bagaimana seaplane landing disini. Hasilnya sangat bagus, memang harus diinisiasi dari daerah. Jelas kebutuhannya, jelas omsetnya dan jelas apakah kita bisa terima tau tidak. Nanti kami akan perjuangkan di pusat,” imbuhnya.
Sahattua turut merinci alasan diperlukannya pelabuhan untuk seaplane. Disampaikan bahwa ketika seaplane landing di air maka domain berada di pelabuhan laut dimana hal itu disebut kapal sedangkan saat dia take off maka domain di perhubungan udara.
“Selama ini dari pihak pelabuhan khususnya UPT memang baru kami mengusulkan ini, secara resmi dari kesyahbadaran dan otban. Mudah-mudahan ini dukungan nyata pusat ke daerah. Seperti mottonya Sulsel Terkoneksi,” tutupnya.