Sukiman, Warga Trucuk Klaten Raup Jutaan Rupiah dari Jasa Mengawinkan Kambing

5 hours ago 4

Sukiman, Warga Trucuk Klaten Raup Jutaan Rupiah dari Jasa Mengawinkan Kambing Sukiman, 60, warga Dukuh/Desa Bero, Kecamatan Trucuk, Klaten, membawa kambing betina milik pelanggan yang hendak dikawinkan dengan kambing jantan miliknya, Minggu (18/5/2025). (Solopos - Taufiq Sidik Prakoso)

Harianjogja.com, KLATEN – Jasa mengawinkan kambing ataun pemilik kambing pejantan untuk dikawinkan dengan kambing betina milik supaya bunting menjadi bisnis yang menjanjikan. Hal itu terbukti seperti yang dilakukan Sukiman, 60, asal Dukuh/Desa Bero, Kecamatan Trucuk, Klaten.

Pria yang akrab disapa Ponco itu dikenal piawai mengawinkan kambing. Selama 28 tahun terakhir, Sukiman sudah menggeluti usahanya. Dia kini memiliki tujuh kambing pejantan unggul peranakan etawa serta bligon untuk dikawinkan dengan betina milik peternak yang menginginkan jasanya.

Sejak lama Sukiman beternak kambing dan menjadi tabungan bagi keluarganya terutama ketika anak-anaknya membutuhkan biaya sekolah. Sukiman sebelumnya juga merantau selama tujuh tahun serta pernah menjadi tukang batu.

Usaha itu diawali ketika sejumlah peternak berdatangan dan mengawinkan kambing betina mereka dengan pejantan milik Sukiman. Informasi yang tersebar dari mulut ke mulut membuat semakin banyak peternak yang memercayakan jasa mengawinkan kambing kepada Sukiman. Dia lantas menyeriusi usaha itu sejak 1997.

Tak hanya dari wilayah seputaran Trucuk, permintaan untuk jasa mengawinkan kambing datang ke Ponco dari kecamatan lainnya di Klaten seperti Bayat, bahkaa pernah ada permintaan dari wilayah Cokro, Kecamatan Tulung. Tarifnya bervariasi dari Rp50.000 hingga Rp125.000 tergantung jauh-dekat lokasi penjemputan kambing.

“Yang dekat-dekat Rp50.000. Kalau daerah Cawas itu ya sekitar Rp80.000. Kalau Bayat Rp125.000,” jelas Sukiman saat ditemui Espos di rumahnya, Minggu (18/5/2025).

Sukiman menjemput sendiri kambing-kambing betina yang hendak dikawinkan menggunakan songkro kayu bikinan sendiri yang muat untuk seekor kambing. Songkro itu disambungkan ke sepeda motor bebek milik Ponco. Kambing betina kemudian dimasukkan dalam kandang yang ruangannya terpisah-pisah di belakang rumah Sukiman.

BACA JUGA: Koperasi BLN Boyolali Dilaporkan Kasus Penipuan, Kacab: Kondisi Koperasi Terimbas Kebijakan Trump

Sukiman menggaransi kambing betina yang dikawinkan pasti bunting. Hanya, lama waktu yang dibutuhkan agar pasien berupa kambing betina mau kawin bervariasi. Ada yang hanya butuh satu hari, ada pula yang menginap hingga satu pekan. “Setelah dikawinkan, kambing saya pulangkan,” kata Sukiman.

Warga Trucuk, Klaten, itu bersyukur permintaan jasa mengawinkan kambing cukup tinggi. Hampir tiap hari dia mendapatkan order mengawinkan kambing. Rekornya, dalam sehari mendapatkan pesanan untuk mengawinkan 11 ekor kambing atau saat kambing jantan milik Sukiman ada sekitar 10 ekor.

“Kalau pendapatan kotor itu per bulan sampai Rp7 juta. Itu belum termasuk dipotong untuk pakan dan sebagainya,” jelas Sukiman. Ia dibantu anak-anaknya mengelola usaha itu. Kandang kambing berukuran 3 meter x 11 meter yang berada di belakang rumah menjadi tempat usahanya.

Menantu Sukiman, Insan Kanugrahan, 35, mengungkapkan dalam menjalankan usahanya Sukiman tidak menawarkan jasa melalui media sosial. Justru para pelanggannya yang mengenalkan lewat medsos. Jasa yang dijalankan Sukiman diketahui para peternak secara getok tular.

“Biasanya itu telepon lewat ponsel istri saya. Kemudian disampaikan ke bapak untuk dijemput. Rata-rata sudah langganan dan komentarnya bagus-bagus. Iya, bapak pintar memilih kambing jantan yang unggul,” kata Insan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : espos.id

Read Entire Article
Jogja News Jogja Politan Jogja Ball Jogja Otote Klik News Makassar news