Suasana Penandatanganan MoU PT Nusantara Infrastructure Tbk dan PemkKabarMakassar.com — Direktur Utama PT Nusantara Infrastructure Tbk, M. Ramdani Basri, menegaskan bahwa Program Nusantara Peduli Stunting (NPS) kini memasuki fase baru dengan strategi yang lebih terarah untuk menjangkau ibu hamil dan anak-anak di wilayah berisiko tinggi.
Hal itu disampaikan usai penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) pelaksanaan NPS Fase II di Balai Kota Makassar, Jumat (12/12).
MoU tersebut menandai kelanjutan kolaborasi lintas sektor antara Pemerintah Kota Makassar, PT Nusantara Infrastructure Tbk Group, RS Hermina Makassar, dan Rumah Zakat dalam memperkuat intervensi penurunan stunting.
Ramdani menegaskan bahwa keberhasilan NPS Fase I menjadi alasan kuat diperluasnya jangkauan program pada tahun ini.
“Keberhasilan fase pertama merupakan fondasi penting. Program ini membuktikan komitmen kami mendukung pemerintah menekan angka stunting sekaligus membangun generasi yang lebih sehat dan kuat,” ujarnya.
Menurutnya, Fase II dirancang lebih spesifik untuk menjawab kebutuhan lapangan berdasarkan evaluasi tahun sebelumnya. Salah satu pergeseran utama adalah penetapan RW 4 Kelurahan Pannampu sebagai lokasi intervensi untuk anak-anak, menggantikan RW 3 yang menjadi lokasi Fase I. Sementara untuk ibu hamil, fokus layanan diarahkan ke wilayah kerja Puskesmas Kaluku Bodoa.
“Seluruh peserta akan kembali mendapatkan pendampingan intensif. Mulai dari pemeriksaan dokter spesialis, edukasi gizi dan pola asuh, pemberian vitamin serta makanan tambahan, hingga pemantauan tumbuh kembang secara berkala,” jelas Ramdani.
Tak hanya itu, Fase II juga memasukkan komponen baru berupa pelatihan kader posyandu. Langkah ini, kata Ramdani, menjadi instrumen penting untuk memperkuat kapasitas komunitas dalam melakukan pemantauan kesehatan mandiri di masa depan.
“Pelatihan kader memastikan keberlanjutan. Program ini bukan hanya menurunkan stunting, tetapi memperkuat ketahanan keluarga dan komunitas secara menyeluruh,” tambahnya.
Kerja sama lintas sektor ini diharapkan menjadi model kolaborasi jangka panjang yang dapat direplikasi di daerah lain. Dengan pendekatan medis, edukatif, dan pemberdayaan masyarakat yang berjalan simultan, NPS Fase II dinilai lebih komprehensif dibanding fase sebelumnya.
Pada rangkaian kegiatan tersebut, sejumlah keluarga penerima manfaat Fase I juga menerima penghargaan atas keberhasilan anak mereka keluar dari status stunting.
Pemberian penghargaan ini menjadi simbol capaian kolaborasi antara pemerintah, tenaga kesehatan, dan masyarakat dalam memastikan tumbuh kembang anak kembali berada di jalur yang sehat.
Ramdani berharap NPS Fase II mampu menghasilkan dampak yang lebih luas lagi. “Kami ingin program ini menjadi contoh bagaimana kolaborasi dapat menghadirkan perubahan nyata. Terima kasih kepada seluruh pihak yang terus memperkuat langkah bersama ini,” tutupnya.

















































