KabarMakassar.com – Anggota DPRD Kota Makassar dari Fraksi PKB, Basdir, melontarkan kekhawatiran terkait aksi perang di Kecamatan Tallo dan Bontoala dalam sepekan terakhir.
Ia bahkan mencurigai ada skenario tertentu yang sengaja dibiarkan agar konflik antarkelompok pemuda tetap terpelihara.
“Saya khawatir warga hanya dimanfaatkan oleh oknum tidak bertanggung jawab. Aneh sekali, tawuran terjadi serentak di beberapa tempat tanpa pemicu yang jelas. Jangan-jangan memang ada skenario untuk membuat Makassar tidak kondusif,” curiga Basdir, Rabu (24/09).
Lebih lanjut, Basdir mengapresiasi langkah cepat Pemkot Makassar bersama aparat kepolisian yang membentuk posko pengamanan.
Namun menurutnya, keberadaan posko saja tidak cukup untuk meredam bentrokan yang kerap muncul mendadak di lorong-lorong sempit.
“Kalau kita lengah, ini bisa jadi masalah besar. Di sana warga berdempetan, jalan Tinumbu 148 dan Layang itu lorong kecil yang rawan. Posko yang ada sekarang sudah baik, tapi jangan hanya di situ. Harus ada tambahan posko di dalam lorong atau minimal patroli rutin,” tegas Basdir.
Legislator PKB itu mengaku menerima banyak laporan soal tawuran yang terjadi. Ia bahkan turun langsung berdiskusi dengan tokoh pemuda di Layang, Sapiria, Tinumbu 148, Lembo, hingga Kandea untuk meminta mereka menahan diri.
“Iya kacau sekali di sana itu. Batas lokasi bentrok hanya lorong kecil jadi cukup mengkhawatirkan,” ungkapnya.
Karena itu, Basdir mengingatkan warga agar tidak mudah terpancing isu atau provokasi. Ia juga mendorong RT/RW, Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM), serta tokoh masyarakat turun langsung melakukan pendekatan persuasif ke warganya.
Selain penanganan jangka pendek lewat patroli, Basdir menekankan perlunya solusi jangka panjang yang menyentuh akar persoalan.
Menurutnya, pengangguran, persoalan sosial, hingga keterlibatan narkotika menjadi pemicu utama mudahnya pemuda terlibat tawuran.
“Kalau anak muda kita sibuk bekerja, tidak ada lagi namanya perang kelompok. Mau diprovokasi bagaimanapun, mereka tidak akan mudah terpengaruh. Sekarang sedikit saja dipancing, langsung terpicu,” ujarnya.
Untuk itu, Basdir mendesak Pemkot Makassar agar membuka lebih banyak akses bagi pemuda pada program-program UMKM dan penciptaan lapangan kerja. Ia menyebut salah satu program yang bisa dimaksimalkan adalah Makassar Creative Hub.
“Tentu perlu intervensi lewat program pengentasan kemiskinan dan pemberdayaan pemuda. Kalau OPD mampu menerjemahkan program wali kota dengan baik, banyak pengangguran bisa terakomodir. Kalau semua sibuk kerja dan berusaha, saya yakin tawuran bisa teratasi dengan sendirinya,” pungkas Basdir.
Sebelumnya diberitakan, Perang kelompok antar warga di Kecamatan Tallo, Kota Makassar menyebabkan lima rumah terbakar.
Kapolrestabes Makassar, Kombes Pol Arya Perdana mengungkapkan bahwa perselisihan antar kelompok warga itu diduga telah terjadi sejak tahun 80-an.
Meski begitu, ia menegaskan pihaknya akan berupaya melakukan penyelesaian masalah yang melibatkan dua wilayah tersebut yaitu warga di Jalan Layang dan Lorong 148.
“Inikan sebenarnya satu kelurahan, cuma beda lorong aja, cuma ya ada perselisihan yang sudah lama terjadi dari tahun 80-an begitu, nah ini kita upaya-upaya bisa cepat selesai. Untuk menyelesaikan masalahnya tergantung juga masyarakatnya, harus tau saling berkordinasi dan bertemu, untuk bersama-sama membicarakan penyelesaian dari solusi masalahnya itu, jadi kami usahakan pertemukan dari masing-masing kampung,” ujar Arya.
Sementara ini, kata Arya pihaknya dan pihak pemerintahan akan berkoordinasi membangun pos-pos pengamanan di titik-titik yang dianggap rawan untuk mengantisipasi terjadinya kembali perang antar kelompok warga di Kecamatan Tallo.
“Ya posko nanti kita siapkan di titik-titik kumpul, untuk mengetahui mereka-mereka pelaku tawuran ini berkumpul. Nanti dari Brimob , dari Kodim, dari Polres, dari satpol pp, lengkap,” sebutnya.
Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin menyebutkan ada lima rumah warga hangus terbakar akibat tawuran antar kelompok tersebut.
Perang dua kelompok warga di Kecamatan Tallo terjadi sejak sore. Para pelaku menggunakan berbagai jenis anak panah, batu dan parang hingga bom molotov.
Tak hanya itu, diduga warga yang melakukan tawuran sempat menghalangi Petugas Dinas Pemadaman Kebakaran (Damkar) saat akan memadamkan kobaran api.
“Ada lima rumah ya hari ini (yang terbakar) Satu mobil, Tapi saya lagi menunggu hasil investigasi yang detail,” kata Appi sapaan akrab Wali Kota Makassar.
Aksi perang yang terjadi di Kecamatan Tallo, kata Appi diduga terjadi hampir setiap hari. Namun, belum diketahui penyebab terjadinya perang hingga lima rumah terbakar.
“Ya hampir setiap hari ini kita tidak tahu karena kita belum dapat siapa pelakunya dan sebagainya sehingga kita belum mendapatkan informasi yang maksimal dari apa yang menjadi dasar dari terjadinya perang-perang ini,” ungkapnya.

















































