Habib Ja’far Serukan Islam Sebagai Pilihan Sadar di Maulid UIN Alauddin

2 months ago 33
Habib Ja’far Serukan Islam Sebagai Pilihan Sadar di Maulid UIN AlauddinHabib Ja’far, (Dok: Ist).

KabarMakassar.com — Lautan manusia memadati Masjid Agung Sultan Alauddin, Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar.

Ribuan jamaah dari berbagai kalangan tumpah ruah menyambut kehadiran penceramah muda populer, Habib Husein Ja’far Al-Hadar, dalam peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.

Ini adalah kali pertama kampus Islam terbesar di Indonesia Timur itu menghadirkan Habib Ja’far dalam momentum Maulid. Antusiasme jamaah tak hanya terlihat dari kursi yang penuh sesak, tetapi juga dari suasana khidmat yang berubah menjadi haru ketika Habib mulai melantunkan pesan-pesan keagamaannya.

Habib Ja’far menekankan bahwa beragama harus lahir dari kesadaran, bukan sekadar warisan. Ia mencontohkan pengalaman masa kecilnya bersama sang ayah yang selalu mengajaknya berdiskusi. Dari situlah ia memahami bahwa iman harus dipilih secara sadar.

“Islam harus dipilih, bukan hanya diterima begitu saja,” tegas Habib, Selasa (23/09).

Ia kemudian memberi ilustrasi sederhana rasa takut pada gudang yang dianggap berhantu, padahal hanya berisi alat pertukangan. Begitu pula dengan agama. Banyak orang yang merasa berat beribadah karena tidak benar-benar mengenal maknanya.

“Orang yang salat tanpa mengenal hakikatnya bisa merasa terbebani. Tapi kalau mengenalnya, salat justru melahirkan cinta dan ketenangan,” jelasnya.

Habib Ja’far merangkum ajaran Nabi Muhammad dalam tiga pilar, diantaranya iman sejati, rahmatan lil alamin, dan akhlak mulia.

Iman, menurutnya, teruji ketika seseorang sendirian, bukan di keramaian. Ia bahkan menyelipkan bahasa anak muda, “Kalau mau tahu dirimu, cek FYP TikTok-mu.”

Pada pilar rahmatan lil alamin, Habib mengingatkan kasih sayang Islam berlaku untuk semua makhluk, termasuk binatang. Ia menyinggung fenomena memancing hanya untuk hobi yang menurutnya menyiksa makhluk hidup. Dengan humor khasnya, ia menyebut “nyamuk pun tidak punya e-toll ketika masuk jalan tol”, yang membuat jamaah tersenyum.

Sedangkan akhlak, katanya, mencapai puncaknya dalam kepedulian terhadap lingkungan. Ia mengingatkan sabda Nabi meski kiamat tinggal satu detik lagi, tetaplah menanam bibit pohon.

Isu klasik tentang bid’ah Maulid tak luput ia bahas. Habib menegaskan bahwa peringatan Maulid adalah ekspresi kegembiraan atas rahmat Allah. Ia menyebutnya dengan istilah “logika gado-gado”: semua bahan halal, maka hasilnya pun tetap halal.

“Maulid bukan soal ritual, tapi soal cinta. Bagaimana mungkin kita dilarang bergembira menyambut kelahiran kekasih Allah?” ujarnya.

Habib juga menyentuh isu kebangsaan. Menurutnya, Nabi tidak pernah menetapkan sistem pemerintahan tertentu. Yang diwariskan justru prinsip-prinsip universal yang jujur, amanah, cerdas, dan musyawarah. Prinsip inilah yang seharusnya menjadi pedoman umat Islam dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Di penghujung ceramah, Habib mengisahkan pengalaman seorang jamaah di Batam yang pertama kali berhijab ketika hadir di pengajiannya, lalu wafat dalam kecelakaan beberapa hari kemudian. Bagi Habib, kisah itu bukti bahwa menghadiri majelis ilmu dan bershalawat selalu bernilai di sisi Allah.

“Percayalah, Nabi tidak akan pernah mengecewakan kita. Siapa yang bershalawat kepada Nabi, maka Nabi akan datang untuk membalas shalawat itu,” tutupnya.

Navigasi pos

Read Entire Article
Jogja News Jogja Politan Jogja Ball Jogja Otote Klik News Makassar news