Di Festival Daur Bumi, Appi Soroti Perilaku Warga: Gampang Mengeluh, Susah Bergerak

1 day ago 7
 Gampang Mengeluh, Susah BergerakPembukaan Festival Daur Bumi, (Dok: Sinta KabarMakassar).

KabarMakassar.com — Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin (Appi), menyoroti rendahnya kedisiplinan masyarakat dalam pengelolaan sampah dan menyebut banyak warga masih mudah mengeluh tetapi minim aksi nyata.

Pernyataan itu disampaikan saat membuka Festival Daur Bumi 2025 di Gedung Manunggal M. Jusuf, Jumat (12/12).

Kegiatan yang digelar Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Makassar itu menjadi momentum Pemerintah Kota Makassar menegaskan kembali komitmen menuju Makassar Bebas Sampah 2029.

Festival berlangsung selama tiga hari dan dihadiri Ketua TP PKK Makassar sekaligus Ketua MEC, Melinda Aksa, jajaran SKPD, camat, lurah, direksi Perusda, hingga perwakilan RT/RW dan komunitas lingkungan.

Appi menilai bahwa persoalan sampah di Makassar tidak dapat diselesaikan hanya dengan program pemerintah. Ia menekankan perlunya perubahan perilaku di tingkat rumah tangga, terutama terkait pembiasaan memilah sampah sejak dari sumbernya.

“Mulut ini terlalu gampang mengeluh bahwa kota ini kotor, banyak sampah. Tapi tangan ini susah sekali tergerak. Untuk membuang sampah pada tempatnya saja susah, apalagi memilah,” tegas Appi.

Ia mengungkapkan bahwa Makassar menghasilkan hampir 1.000 ton sampah per hari, sementara Tempat Pembuangan Akhir (TPA) telah menumpuk hingga 16–17 meter karena mayoritas sampah masuk tanpa proses pemilahan. Kondisi itu, kata Appi, membutuhkan kerja keras ekstra jika kota ingin mencapai target bebas sampah pada 2029.

“Setelah kami melihat kondisi Makassar pasca pelantikan, ini bukan pekerjaan biasa. Ini pekerjaan ekstra keras. Indikasi masalah sampah ini belum benar-benar sampai di tengah-tengah masyarakat,” ujarnya.

Menurutnya, solusi dasar sebenarnya sederhana pemilahan sampah organik dan non-organik di rumah. Namun perubahan perilaku itu belum terbentuk secara merata.

“Modalnya cuma dua tempat: dua kantor, dua ember. Satu organik, satu non-organik, selesai. Tetapi persoalannya kita cuma pandai mengeluh,” jelasnya.

Appi juga menekankan bahwa pemerintah tidak dapat bergerak sendirian. Ia menegaskan perlunya kolaborasi antara RT/RW, kelurahan, kecamatan, komunitas hingga pelaku usaha untuk mengubah sistem pengelolaan sampah di kota ini.

“Makassar Bebas Sampah 2029 tidak mungkin tercapai kalau hanya pemerintah yang bergerak. Dibutuhkan kolaborasi besar dan kerja sama kuat,” tambahnya.

Ia menyampaikan apresiasi kepada komunitas, pelajar, UMKM, dan pelaku industri kreatif yang terlibat dalam festival tersebut. Menurutnya, partisipasi itu menunjukkan bahwa sampah dapat menjadi peluang ekonomi sirkular, inovasi, dan budaya baru.

“Mereka membuktikan bahwa sampah bukan lagi masalah, tetapi peluang inovasi dan peluang menumbuhkan ekonomi sirkular,” kata Appi.

Ia juga menegaskan pentingnya pendidikan lingkungan sejak dini. Anak-anak sekolah dasar, menurutnya, harus mendapatkan pembiasaan menjaga lingkungan secara berkelanjutan.

“Saya ingin anak-anak muda menjadi pahlawan kita. Mereka yang mau turun tangan, karena masa depan kota ini ada pada mereka,” pungkasnya.

Navigasi pos

Read Entire Article
Jogja News Jogja Politan Jogja Ball Jogja Otote Klik News Makassar news