Penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) dan Perjanjian Kerja Sama Program Nusantara Peduli Stunting (NPS) Fase II, (Dok: Ist).KabarMakassar.com — Upaya Pemerintah Kota Makassar dalam menurunkan angka stunting kembali diperkuat melalui kerja sama lintas sektor yang melibatkan PT Nusantara Infrastructure Tbk Group, RS Hermina Makassar, dan Rumah Zakat.
Kolaborasi tersebut ditandai dengan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) dan Perjanjian Kerja Sama Program Nusantara Peduli Stunting (NPS) Fase II di Balai Kota Makassar, Jumat (12/12).
Penandatanganan dilakukan langsung oleh Wali Kota Makassar Munafri Arifuddin (Appi) bersama Direktur Utama PT Nusantara Infrastructure Tbk, M. Ramdani Basri, disaksikan Kepala Dinas Kesehatan, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan KB, serta Kepala Bagian Kerja Sama. Kesepakatan ini sekaligus memperluas dukungan dunia usaha dalam percepatan penurunan stunting di Makassar.
Appi menyebut kerja sama tersebut menjadi momentum penting untuk memperkuat intervensi lintas sektor, mulai dari layanan kesehatan, edukasi gizi, hingga pendampingan keluarga berisiko stunting di tingkat kelurahan.
“Kolaborasi dengan PT Nusantara Infrastructure kami harapkan mampu memperluas jangkauan program dan menghadirkan dampak nyata bagi keluarga berisiko stunting,” ujarnya.
Appi mengungkap bahwa angka stunting Makassar sebelum intervensi masih tergolong tinggi bila dibandingkan daerah lain di Sulawesi Selatan. Ia menilai wilayah perkotaan memiliki kompleksitas persoalan sosial yang membutuhkan pendekatan penanganan lebih komprehensif.
“Daerah perkotaan dengan segala persoalan sosial memang membutuhkan intervensi yang kuat untuk menjangkau seluruh lapisan masyarakat,” tegasnya.
Ia juga menekankan bahwa keberhasilan penurunan stunting tahun ini mencapai 4 persen tak lepas dari kontribusi CSR PT Nusantara Infrastructure.
“Kehadiran Nusantara Infrastructure melalui pola CSR memberikan manfaat besar. Penurunan stunting hingga 4 persen ini adalah hasil komitmen bersama,” kata Appi.
Appi menyatakan bahwa penanganan stunting tidak boleh hanya dipandang sebagai pencapaian statistik, tetapi sebagai upaya menyelamatkan masa depan generasi Makassar.
“Ini bukan sekadar angka. Ini menyangkut regenerasi bangsa. Masih banyak saudara-saudara kita yang tertinggal dan membutuhkan perhatian lebih,” ujarnya.
Appi juga menjelaskan bahwa Pemkot kini melakukan pemantauan lebih rinci terhadap tumbuh kembang bayi dan balita di seluruh wilayah, termasuk memetakan faktor lingkungan yang berpengaruh.
“Kami sangat detail memperhatikan perkembangan ini dari hari ke hari, minggu ke minggu, dan bulan ke bulan. Data ini terus kita olah untuk melihat hasil intervensi,” ungkapnya.
Appi turut memberikan apresiasi terhadap keberhasilan Program NPS Fase I, yang dimulai pada Oktober 2024. Seluruh anak penerima manfaat di RW 3 Kelurahan Pannampu dinyatakan keluar dari status stunting oleh dokter spesialis anak RS Hermina setelah mendapatkan intervensi intensif.
Selain itu, hampir 100 ibu hamil di tiga puskesmas Kecamatan Tallo juga menerima pemantauan kesehatan rutin, edukasi gizi, serta deteksi dini risiko kehamilan. Beberapa kasus risiko tinggi yang sebelumnya tidak teridentifikasi berhasil ditangani tepat waktu.
Program NPS turut mendapatkan pengakuan nasional. Pada 10 Desember 2025, program ini meraih Genting Award 2025 dari Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Masyarakat atas kontribusinya terhadap penurunan stunting di Makassar.
Keberhasilan fase pertama, Program NPS kini masuk ke fase kedua, menggandeng lebih banyak pihak termasuk RS Hermina dan lembaga filantropi untuk memperluas jangkauan intervensi.
Appi berharap kemitraan ini terus berlanjut dan memberikan manfaat berkelanjutan bagi masyarakat.
“Atas nama Pemerintah Kota Makassar, kami sampaikan terima kasih dan apresiasi setinggi-tingginya atas komitmen semua pihak. Kolaborasi seperti inilah yang membuat kita semakin kuat,” pungkasnya.

















































