Respons Program Akses Hemat, Mitra Grab Yogyakarta Kirim Karangan Bunga

5 hours ago 4

Respons Program Akses Hemat, Mitra Grab Yogyakarta Kirim Karangan Bunga Komunitas Paseduluran Grab Yogyakarta (PSGY) mengimkan karangan bunga ke kantor Grab Yogyakarta, Rabu (30/4 - 2025). Ist

Harianjogja.com, JOGJA— Komunitas Paseduluran Grab Yogyakarta (PSGY) menyikapi program "Akses Hemat" yang digelar Grab dengan mengimkan karangan bunga ke kantor Grab Yogyakarta, Rabu (30/4/2025).

Aksi protes dengan cara simbolik itu dinilai sebagai sindiran atas kebijakan berlangganan akses order yang dinilai memberatkan mitra.

BACA JUGA: Pengemudi Ojol Diusulkan Masuk Kategori UMKM, Ini Tanggapan Grab

Beberapa karangan bunga berdiri mencolok di depan kantor Grab. Masing-masing memuat pesan bernada kritik seperti “UMR terus naik, pendapatan driver terus menurun”, “Terimakasih! atas biaya langganan akses hemat pendapatan driver menurun”, dan “Driver Grab Yogyakarta menolak adanya biaya GrabBike Akses Hemat.”

Aksi yang semula berlangsung damai sempat diwarnai kericuhan kecil. Ketegangan terjadi antara mitra pengemudi dan petugas keamanan kantor Grab, dipicu perdebatan soal lokasi peletakan karangan bunga.

Petugas keamanan meminta agar bunga tidak diletakkan di akses masuk, sementara mitra bersikukuh ingin aksinya terlihat jelas oleh manajemen. Situasi akhirnya dapat diredam, dan para mitra membubarkan diri secara tertib.

Narpati, perwakilan PSGY, menyampaikan bahwa program Akses Hemat justru menambah beban mitra, bukan memberikan solusi.

“Program ini justru menyulitkan kami. Mitra yang tidak mampu membayar langganan jadi tidak mendapatkan order yang layak. Ini menciptakan ketimpangan di antara sesama mitra. Harusnya semua punya kesempatan yang sama, bukan tergantung siapa yang bisa bayar,” ujar Narpati.

Ia juga menegaskan bahwa pengiriman karangan bunga adalah bentuk protes damai yang menunjukkan keresahan para pengemudi di Jogja terhadap kebijakan tersebut.

PSGY menyerukan agar Grab segera mengevaluasi skema Akses Hemat dan membuka ruang dialog terbuka dengan komunitas mitra. Jika tidak, mereka siap bersolidaritas dalam gerakan lebih besar bersama mitra dari kota-kota lain.

“Kami tidak sedang mencari masalah, kami hanya ingin suara kami didengar. Ini bentuk protes elegan yang mewakili perasaan banyak mitra di lapangan. Kami kecewa, karena keadilan perlahan hilang dari sistem,” lanjutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Read Entire Article
Jogja News Jogja Politan Jogja Ball Jogja Otote Klik News Makassar news