
KabarMakassar.com — Pemerintah Kota Makassar menetapkan kebijakan baru yang berpotensi mengubah lanskap kemitraan ekonomi di sektor perhotelan dan ritel.
Melalui kebijakan strategis yang diumumkan Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin (Appi), mengatakan setiap pembangunan hotel, pusat perbelanjaan, atau gerai ritel modern di Kota Makassar wajib menjalin kemitraan aktif dengan pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) lokal sebagai syarat dalam proses perizinan.
“Kalau mereka mau urus izin mendirikan bangunan, harus ada komitmen jelas untuk bermitra dengan UMKM lokal. Ini bukan hanya simbolik. Ini kewajiban,” tegas Munafri saat meluncurkan Gerai UMKM di Hotel Gammara, Selasa (10/6), bersama Wakil Wali Kota Aliyah Mustika Ilham dan Ketua TP PKK Makassar, Melinda Aksa.
Langkah ini bukan sekadar fasilitasi, tapi bentuk konkret intervensi kebijakan. Setiap hotel dan supermarket di Makassar nantinya tidak hanya diimbau, tapi diwajibkan memiliki UMKM mitra. Produk dari UMKM tersebut akan dikurasi dan dipajang dalam ruang eksklusif yang terintegrasi dengan layanan hotel atau gerai.
“Kita ingin tamu hotel bisa langsung akses produk lokal order dari kamar, pick-up di concierge. Ini tentang membangun ekosistem, bukan sekadar jualan,” jelas Munafri.
Appi juga menegaskan, gerai UMKM yang dibentuk maupun produk yang ditampilkan harus autentik Makassar. Tidak boleh diisi produk dari luar daerah yang sekadar ‘nebeng’ kemasan lokal.
“Kami ingin identitas Makassar hadir lewat produk. Ini cara kita membanggakan kualitas lokal, bukan jadi pasar bagi produk luar,” ucapnya.
Kebijakan wajib bermitra tidak berhenti di sektor swasta. Pemkot Makassar juga akan mengarahkan belanja barang dan jasa pemerintah untuk menyerap produk-produk UMKM lokal.
“Mulai dari pengadaan makanan, suvenir, sampai kebutuhan event semua harus melibatkan UMKM. Kita tidak mau lagi melihat event pemerintah yang justru pakai vendor dari luar kota,” ujar Munafri.
Sebagai bagian dari penguatan brand lokal, Pemkot tengah menyusun agenda rutin event skala nasional dan internasional setiap bulan. Event seperti Makassar Half Marathon hingga festival Ramadan akan dimanfaatkan sebagai panggung utama produk lokal.
“Kami ingin Makassar jadi etalase UMKM unggulan Indonesia Timur. Setiap bulan harus ada momen besar yang mengangkat produk dan komunitas lokal,” terang Appi.
Gerai UMKM yang diluncurkan ini adalah langkah awal dari program jangka panjang Pemerintah Kota untuk menciptakan ruang permanen, terstandar, dan terintegrasi bagi pelaku UMKM.
Menurut Pemkot, pendekatan ini bukan hanya soal pemasaran, tetapi soal reposisi peran UMKM dalam ekonomi perkotaan: dari pelengkap menjadi mitra utama pertumbuhan.
Melalui kebijakan wajib kemitraan ini, Pemkot Makassar tidak hanya membuka ruang, tetapi menciptakan sistem insentif regulasi yang memaksa sektor besar untuk merangkul yang kecil.
“Apalagi di tengah tekanan pasar bebas dan dominasi produk luar, ini bentuk keberpihakan pemerintah kota terhadap pelaku usaha lokal dari lorong hingga lobi hotel bintang lima,” tutupnya.