Perayaan Satu Dekade, Festival Sinema Australia Indonesia Kembali Digelar di Makassar

1 day ago 8
Perayaan Satu Dekade, Festival Sinema Australia Indonesia Kembali Digelar di Makassar (Foto : Dok. Andini KabarMakassar)

KabarMakassar.com — Festival Sinema Australia Indonesia (FSAI) kembali hadir di Makassar sebagai bagian dari perayaan satu dekade FSAI dengan nonton bareng bersama Alumni Australia yang berlangsung di XXI Trans Studio Mall Makassar pada Jumat (13/06).

Tahun ini, film-film FSAI ditayangkan di sepuluh kota di Indonesia yakni Makassar, Manado, Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Padang, Surabaya, Semarang, Denpasar dan Mataram.

Konsulat Jenderal Australia untuk Indonesia di Makassar, Todd Dias mengatakan FSAI menjadi ajang mempromosikan hubungan Australia dan Indonesia di bidang kreatif, khususnya perfilman.

“Kami sangat antusias dapat merayakan satu dekade Festival Sinema Australia Indonesia di Makassar dan mempersembahkan program yang beragam bagi masyarakat serta para alumni Australia di Sulawest Selatan,” ungkapnya, Jumat (13/06) malam.

“Festival ini tidak hanya memperlihatka karya-karya sinema berkualitas dari kedua negara, tetapi juga memperkuat ikatan budaya dan diplomatik yang telah terjalin”, pungkasnya

FSAI menghadirkan berbagai film-film terbaik Australia dan Indonesia yang dapat dinikmati oleh masyarakat umum maupun komunitas alumni Australia.

Para penonton di Makassar disuguhkan film drama Indonesia Heartbreak Motel, yang mengisahkan perjalanan seorang aktris dalam menghadapi trauma masa lalunya. Film ini diadaptasi dari novel karya Ika Natassa, seorang alumni Australia.

Selain itu, para alumni Australia di Sulawesi Selatan menikmati pemutaran film The Dry.

Film drama thriller Australia tahun 2020 ini mengisahkan seorang agen federal yang kembali ke kampung halamannya untuk menghadiri pemakaman sahabat masa kecilnya, yang kemudian membuka kembali luka lama dan mengancam untuk mengungkap rahasia tersembunyi di kota tersebut.

Melengkapi pemutaran The Dry, ditayangkan juga film pendek spesial Ride To Nowhere, karya alumni Australia Khozy Rizal.

Film ini mengisahkan seorang perempuan yang terlilit hutang dan mencoba peruntungan sebagai tukang ojek, berjuang agar tidak terjadi pembatalan. Pengambilan gambar dilakukan di Makassar dengan menggunakan bahasa lokal Makassar.

Film ini telah meraih berbagai penghargaan nasional dan internasional.

Selain itu, masyarakat Makassar dapat menikmati film animasi Australia The Lost Tiger, film pertama yang ditulis dan disutradarai oleh wanita Penduduk Asli Australia, Chantelle Murray pada Sabtu (14/06).

Film unggulan Australia The Late Night With The Devil juga diputar, ditemani oleh film pendek Risau (Do Not Ask) karya alumni Australia Vera Isnaini.

Sebagai bagian dari festival, pemerintah Australia menghadirkan Associate Professor Victoria Duckett dari Deakin University untuk mengadakan masterclass bagi 200 sineas muda di Makassar.

Kegiatan ini diselenggarakan bekerja sama dengan Dinas Pariwisata Kota Makassar, Makassar Creative Hub, Rumata Artspace, Marege Institute, dan Prolog Ecosystem.

Navigasi pos

Read Entire Article
Jogja News Jogja Politan Jogja Ball Jogja Otote Klik News Makassar news