KabarMakassar.com — Serangan jantung adalah salah satu penyakit mematikan yang menempati peringkat tertinggi sebagai penyebab kematian di seluruh dunia.
Penyakit tersebut sering dijuluki sebagai pembunuh yang datang secara diam-diam karena kemunculannya yang kerap terjadi secara tiba-tiba tanpa tanda-tanda yang jelas sebelumnya.
Gejala serangan jantung biasanya muncul secara mendadak, dan dalam banyak kasus, penderita baru menyadari keparahan kondisinya ketika sudah dalam tahap yang serius.
Banyak faktor yang menjadi penyebab serangan jantung, tetapi sering kali hal-hal tersebut diabaikan karena dianggap sebagai bagian dari kebiasaan sehari-hari yang sulit dihindari atau diubah.
Salah satu faktor utama penyebab serangan jantung yaitu pola hidup yang tidak sehat serta kebiasaan buruk yang terus dilakukan tanpa disadari dampak jangka panjangnya terhadap kesehatan jantung.
Oleh sebab itu, amat penting untuk mengenali berbagai potensi penyebab serangan jantung sejak dini.
Dengan memahami faktor-faktor pemicunya, maka anda dapat melakukan upaya pencegahan yang lebih efektif serta penanganan yang lebih cepat dan tepat sebelum kondisi memburuk.
Pencegahan yang dilakukan secara proaktif mampu membantu menurunkan risiko terkena serangan jantung dan menjaga kesehatan jantung dalam jangka panjang.
Dilansir dari laman resmi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, berikut disertakan lima pemicu serangan jantung yang patut untuk diketahui, yakni:
1. Obesitas
Obesitas tidak hanya meningkatkan risiko terhadap berbagai macam penyakit berbahaya, akan tetapi juga memiliki kaitan yang erat dengan gangguan kesehatan pada jantung.
Kondisi kelebihan berat badan ini bisa memberikan tekanan berlebih pada organ tubuh, termasuk jantung, yang harus bekerja lebih keras dalam memompa darah ke seluruh tubuh.
Dalam jangka panjang, hal tersebut dapat memicu munculnya berbagai masalah kardiovaskular. Oleh sebab itu, obesitas perlu mendapat perhatian serius karena bisa menjadi salah satu faktor penyebab utama seseorang mengalami penyakit jantung.
2. Adanya pola hidup yang buruk
Gaya hidup yang tidak aktif, misalnya jarangnya melakukan aktivitas fisik atau olahraga, bisa berdampak negatif terhadap kesehatan tubuh secara keseluruhan, termasuk kesehatan jantung.
Selain itu, kebiasaan merokok juga dikenal sebagai salah satu faktor utama yang mampu merusak pembuluh darah dan mempercepat timbulnya gangguan jantung.
Berbagai perilaku atau aktivitas yang tidak sehat lainnya, contohnya pola makan yang buruk atau stres berlebihan, juga dapat berkontribusi dalam meningkatkan risiko seseorang mengalami penyakit jantung.
Oleh sebab itu, penting untuk mulai menerapkan kebiasaan hidup yang lebih sehat guna menjaga fungsi jantung tetap optimal serta mengurangi kemungkinan terserang penyakit jantung di kemudian hari.
3. Faktor umur
Seiring dengan bertambahnya usia, kondisi tubuh seseorang akan mengalami sejumlah perubahan, baik secara fisik maupun fungsi organ dalam.
Salah satu perubahan yang umum terjadi ialah penurunan kinerja sistem kardiovaskular. Seiring waktu, pembuluh darah mampu menjadi lebih kaku dan jantung harus bekerja lebih keras untuk memompa darah.
Karena itu, semakin tua usia seseorang, maka semakin tinggi pula risiko mereka untuk mengalami penyakit jantung.
Faktor usia tersebut menjadi salah satu penyebab alami yang sulit dihindari, sehingga penting untuk menjaga kesehatan jantung sejak dini.
4. Riwayat penyakit jantung dalam keluarga
Apabila salah satu anggota keluarga inti, seperti orang tua atau saudara kandung, mempunyai riwayat penyakit jantung, maka anda juga perlu lebih waspada terhadap kemungkinan mengalami kondisi serupa.
Riwayat kesehatan keluarga adalah salah satu faktor risiko yang cukup signifikan dalam menentukan potensi seseorang terkena penyakit jantung.
Hal ini disebabkan oleh adanya faktor genetik yang dapat diturunkan dari orang tua kepada anak.
Walau faktor keturunan tidak dapat diubah, kesadaran akan risiko ini amat penting agar dapat mengambil langkah-langkah pencegahan sejak dini.
Dengan gaya hidup sehat juga dilakukan pemeriksaan rutin, maka risiko tersebut tetap bisa diminimalkan.
5. Stres
Ketika seseorang mengalami stres, tubuh secara otomatis akan memberikan respons berupa pelepasan hormon tertentu, salah satunya ialah hormon kortisol.
Hormon ini sendiri berfungsi membantu tubuh menghadapi situasi tekanan atau ancaman. Tetapi, jika stres terjadi secara terus-menerus atau dalam jangka waktu yang panjang, maka kadar kortisol dalam tubuh dapat meningkat secara signifikan.
Peningkatan kadar hormon ini kemudian berdampak negatif terhadap sistem peredaran darah, salah satunya adalah menyebabkan pembuluh darah menjadi lebih kaku atau bisa menyempit.
Kondisi tersebut mampu mengganggu aliran darah serta meningkatkan risiko terjadinya gangguan jantung serta masalah kesehatan lainnya yang berkaitan dengan sistem kardiovaskular.
Cara mencegah penyakit jantung
Dengan memahami berbagai faktor yang bisa memicu terjadinya penyakit jantung seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, diharapkan masyarakat bisa lebih sadar untuk mengambil langkah-langkah pencegahan sejak dini.
Salah satu bentuk tindakan preventif atau pencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan menerapkan pola hidup yang sehat dalam kehidupan sehari-hari.
Hal tersebut mencakup kebiasaan rutin berolahraga dalam menjaga kebugaran tubuh dan kesehatan jantung. Selain itu, penting juga untuk mengelola stres dengan baik.
Pengelolaan stres harus dilakukan baik itu saat berada di lingkungan kerja maupun saat berada di rumah, karena stres yang berlebihan dapat berdampak negatif pada kesehatan jantung.
Mengonsumsi makanan yang kaya akan antioksidan juga amat disarankan, seperti buah-buahan dan sayur-sayuran segar, yang mampu membantu melindungi tubuh dari kerusakan sel akibat radikal bebas.
Selain itu, masyarakat juga diimbau untuk terus menjalankan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat atau PHBS sebagai bagian dari upaya menjaga kesehatan secara menyeluruh.
Apabila mulai merasakan beberapa gejala yang mengarah pada penyakit jantung, sangat disarankan untuk segera melakukan pemeriksaan ke fasilitas kesehatan terdekat.
Deteksi serta penanganan yang dilakukan secara cepat dan tepat mampu meningkatkan peluang kesembuhan serta mencegah komplikasi yang lebih serius di kemudian hari.