
KabarMakassar.com — Tragedi meninggalnya MRA, siswa kelas VI SD Negeri Maccini I/1 Kota Makassar, membuka kembali luka sekaligus menjadi peringatan keras bagi dunia pendidikan.
Anak berusia 15 tahun itu menghembuskan napas terakhir pada Jumat (30/05), setelah sebelumnya dirawat dua kali di rumah sakit. Dugaan sementara, korban mengalami kekerasan di lingkungan sekolah.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan Kota Makassar, Andi Bukti Djufrie, mengatakan bahwa pihaknya masih menunggu hasil resmi autopsi dari kepolisian untuk memastikan penyebab pasti kematian. Ia mengakui, dalam pemeriksaan awal, MRA didiagnosis mengalami gejala tipes.
“Anak ini sempat dirawat, seminggu sebelum meninggal. Saat itu, dokter menyebut gejala tipes. Bahkan dia sempat ikut ujian akhir di sekolah,” ujar Bukti, Rabu (04/06).
Namun, kecurigaan muncul setelah pihak keluarga melihat adanya tanda-tanda kekerasan di tubuh korban, termasuk lebam dan bekas sundutan rokok di tangan Raja.
Temuan tersebut mendorong keluarga untuk meminta autopsi guna mengungkap penyebab kematian secara pasti.
“Ibundanya sempat percaya ini karena sakit. Tapi setelah meninggal, saat dilihat lebih teliti, ditemukan lebam-lebam, pukulan, dan sundutan rokok. Maka keluarganya minta autopsi,” jelas Bukti.
Hingga saat ini, belum ada keterangan resmi dari pihak sekolah mengenai kemungkinan keterlibatan teman sekelas atau individu lain dalam peristiwa ini.
Namun Dinas Pendidikan memastikan bahwa kejadian ini menjadi perhatian serius, tidak hanya untuk satuan pendidikan, tetapi juga bagi semua pihak terkait, termasuk orang tua siswa.
“Tentu ini menjadi pembelajaran bagi kepala sekolah dan seluruh pihak. Jangan sampai kejadian ini terulang. Harus ada sinergi antara orang tua, guru, dan tokoh masyarakat dalam menjaga lingkungan sekolah yang aman bagi anak-anak,” tegasnya.
Sebelumnya, Anggota DPRD Kota Makassar dari Komisi D, Muhlis A. Misba, yang mewakili Fraksi Mulia, menyampaikan langsung belasungkawa saat mengunjungi rumah duka.
Ia menegaskan pentingnya perhatian serius dari dunia pendidikan untuk mencegah kejadian serupa terulang kembali.
“Saya sekarang berada di rumah duka. Ini adalah peristiwa yang sangat menyedihkan. Kami dari Komisi D DPRD Kota Makassar mengharapkan para pendidik benar-benar memperhatikan hal seperti ini agar tidak terjadi lagi di kemudian hari,” ujar Muhlis.
Menurutnya, peran guru sangat krusial dalam membentuk karakter siswa. Ia menyerukan agar pendidikan moral menjadi fokus utama dalam proses belajar-mengajar, bukan hanya mengejar aspek akademik.
“Khusus kepada para guru, saya harap lebih giat menanamkan pelajaran moral kepada anak-anak. Jangan sampai kejadian tragis seperti ini terulang kembali,” tegasnya.
Muhlis juga menyampaikan duka cita yang mendalam kepada keluarga korban dan berharap aparat penegak hukum segera menuntaskan proses penyelidikan.
“Kami semua sangat berduka. Kepada keluarga, semoga diberi kesabaran dan ketabahan. Kami juga berharap pelaku segera ditangkap dan diberikan hukuman yang setimpal,” ucapnya.