Nasabah bertransaksi di salah satu pusat anjungan tunai mandiri (ATM) Bank Syariah Indonesia di Jakarta, Senin (9/1/2022). - Bisnis - Arief Hermawan P
Harianjogja.com, JAKARTA—Pertumbuhan kredit dan tabungan perbankan syariah di Indonesia kembali melambat pada Maret 2025.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan bahwa pembiayaan yang disalurkan oleh perbankan syariah tumbuh 8,84% secara tahunan (year on year/YoY), dari Rp599,37 triliun per Maret 2024 menjadi Rp652,36 triliun per Maret 2025. Realisasi itu melambat dari pertumbuhan 9,17% YoY pada bulan sebelumnya.
“Pembiayaan perbankan syariah tumbuh 8,4 persen, kontribusi asuransi syariah tumbuh 8,13%, dan piutang pembiayaan syariah tumbuh 9,5 persen,” dikutip dari keterangan resmi OJK, Sabtu (10/5/2025).
Dari segi dana pihak ketiga (DPK) alias simpanan, perbankan syariah mengantongi nilai Rp730,37 triliun pada Maret 2025, tumbuh 5,68% dibandingkan pada Maret 2024 yang senilai Rp691,1 triliun.
Laju pertumbuhan ini lebih lambat dibandingkan pada bulan sebelumnya yang sebesar 7,91% YoY hingga mencapai Rp729,56 triliun.
Aset perbankan syariah hingga periode yang sama tercatat sebesar Rp960,82 triliun, yang mencerminkan pangsa pasar (market share) sebesar 7,42% dari perbankan nasional.
Terkait dengan rasio kinerja, rasio pembiayaan terhadap pendanaan (FDR) baik dari bank umum syariah (BUS) maupun unit usaha syariah (UUS) tercatat sebesar 88,68% hingga bulan ketiga tahun ini, meningkat dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 87,46%.
BACA JUGA: Distribusi LPG 3 Kg Bakal Diawasi Badan Khusus
Rasio permodalan atau capital adequacy ratio (CAR) bank umum syariah berada pada level 25,1% per Maret 2025, stabil dibandingkan 25,3% pada Februari 2025.
Dari segi tingkat profitabilitas yang tercermin dari return on assets (ROA), industri perbankan syariah membukukan angka 2,0%, naik dibandingkan 1,89% pada bulan sebelumnya.
Mengenai kualitas pembiayaan, BUS dan UUS mencatatkan rasio non-performing financing (NPF) gross sebesar 2,22% pada bulan ketiga 2025. NPF net tercatat pada angka 0,86%.
Terakhir, dari aspek likuiditas, rasio alat likuid/non-core deposit (AL/NCD) bank umum syariah mencapai angka 138,55%. Rasio alat likuid/dana pihak ketiga (AL/DPK) bank umum syariah pun berada pada level 29,05% pada waktu yang sama.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com