PEKAN RISET GEOPARK 2025: Pelajar Diberikan Ruang Publikasi Riset

8 hours ago 6

 Pelajar Diberikan Ruang Publikasi Riset Penelaah Teknis Kebijakan Biro PIWP2 Setda DIY, Aditya Aryfta (kedua kanan), dan Ketua Komisi C DPRD DIY, Nur Subiyantoro (kiri) dalam siniar bertajuk Pekan Riset Geopark: Riset Muda Menyapa Bumi Jogja, Senin (8/12/2025). - Harian Jogja - Ariq Fajar Hidayat

JOGJA—Pekan Riset Geopark 2025 digelar sebagai ajang pertama yang menampilkan hasil riset pelajar sejak Geopark Jogja ditetapkan sebagai Geopark Nasional. Kegiatan yang berlangsung sepekan, mulai Senin-Sabtu (8-13/12) itu diharapkan bisa memperkuat langkah DIY menuju status UNESCO Global Geopark (UGGp).

Pemda DIY sebelumnya telah menetapkan Rencana Induk Geopark Jogja 2023-2032 yang menempatkan riset dan edukasi kebumian sebagai fondasi pengembangan.

Indikator riset aktif menjadi salah satu syarat penting menuju UGGp, sehingga publikasi karya pelajar dipandang sebagai pemenuhan sekaligus penguatan posisi DIY.

Untuk memperkuat jejaring penelitian, dibentuk komite riset yang melibatkan beberapa sekolah di DIY, serta komunitas Jogja Geopark Youth Forum. Kolaborasi ini menjadi dasar pengembangan riset muda yang terstruktur.

Saat ini, Badan Pengelola Geopark Jogja menggelar program riset di empat sekolah di DIY, yakni SMAN 6 Kota Jogja, MAN 1 Kota Jogja, SMKN 2 Depok, dan SMA Kolese De Britto. Program berlangsung pada Agustus 2024 hingga pertengahan 2032.

Penelaah Teknis Kebijakan Biro Pengembangan Infrastruktur Wilayah dan Pembiayaan Pembangunan (PIWP2) Setda DIY, Aditya Aryfta, menjelaskan bahwa publikasi riset pelajar pada Pekan Riset Geopark merupakan tonggak baru setelah penetapan Geopark Nasional.

“Event ini menunjukkan bahwa pelajar turut berkontribusi dalam riset kebumian, dan ini menjadi bukti kuat untuk memenuhi indikator UNESCO tentang riset aktif dan edukasi,” kata Aditya dalam siniar bertajuk Pekan Riset Geopark: Riset Muda Menyapa Bumi Jogja, Senin (8/12/2025).

Pemda DIY, kata dia, menggunakan pendekatan baru melalui publikasi roadshow dan siniar guna meningkatkan partisipasi publik.

Ketua Komisi C DPRD DIY, Nur Subiyantoro, menekankan pentingnya kolaborasi pendidikan, komunitas pemuda, dan pemerintah dalam menjaga lingkungan dan keberlanjutan.

Nur Subiyantoro menegaskan komitmen legislatif dalam mendukung kebijakan pembiayaan yang selaras dengan konservasi. "Riset pelajar menjadi salah satu langkah konkret menyiapkan generasi yang lebih sadar lingkungan," ucap dia.

Edukasi Lapangan

Ketua Jogja Geopark Youth Forum, Ihqbar Alqhoza, mengatakan komunitasnya sejak awal dibentuk untuk menyatukan pemuda dari berbagai disiplin ilmu yang tertarik pada isu geopark. “Kami membuat program edukasi lapangan, kegiatan sosial, hingga konservasi seperti penanaman pohon dan pemeliharaan situs,” jelasnya.

Menurut Ihqbar, edukasi tentang geopark masih perlu diperluas. Menurutnya, banyak masyarakat yang tidak banyak mengetahui Geopark di Jogja.

Selain komunitas, sektor pendidikan formal juga mengambil peran. SMA Negeri 6 Jogja menjadi salah satu institusi yang aktif mendorong partisipasi siswa.

Kepala SMAN 6 Jogja, Sri Moerni, menilai keberadaan pembahasan geopark di sekolah membuka ruang pengembangan minat siswa secara lebih luas. “Branding kami adalah The Research School of Jogja. Sehingga ketika ditawari bermitra sebagai peneliti bersama Badan Pengelola Geopark Jogja, kami sangat antusias. Karena anak-anak punya passion besar di sana,” katanya.

Gunung Gamping

Terpisah, Ketua Program Keahlian Geologi SMKN 2 Depok, Sri Purwanti, menyampaikan penelitian siswa diarahkan pada kawasan Gunung Gamping dengan berbagai fokus, termasuk aspek geologi, sejarah, dan lingkungan.

"Gunung Gamping menjadi isu yang paling sering disorot siswa karena kondisinya yang kini tersisa sebagian kecil akibat aktivitas penambangan di masa lalu," kata dia. (Advertorial)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Read Entire Article
Jogja News Jogja Politan Jogja Ball Jogja Otote Klik News Makassar news