Kraton Jogja Dorong Konservator Masa Depan lewat Pawiyatan Konservasi

4 hours ago 3

Kraton Jogja Dorong Konservator Masa Depan lewat Pawiyatan Konservasi Penghageng Kawedanan Hageng Punakawan Nitya Budaya Kraton Jogja, GKR Bendara, menyampaikan sambutan dalam Pawiyatan Konservasi di Artotel Suites Bianti, Sabtu (13/12/2025). - Harian Jogja - Stefani Yulindriani

JOGJA—Kraton Jogja menggelar Pawiyatan Konservasi sebagai upaya mendorong lahirnya konservator masa depan guna memperkuat pelestarian warisan budaya di tengah keterbatasan tenaga ahli bersertifikasi.

Penghageng Kawedanan Hageng Punakawan Nitya Budaya Kraton Jogja, GKR Bendara, menyampaikan kegiatan tersebut dilatarbelakangi kebutuhan mendesak peningkatan keterampilan staf konservasi museum di Jogja.

“Tujuan utamanya kegiatan ini untuk meningkatkan keterampilan SDM konservator di Kraton Jogja. Namun, karena kami sudah menghadirkan narasumber, kami sekaligus mengajak museum-museum lain agar bersama-sama menggali calon konservator masa depan,” katanya dalam Pawiyatan Konservasi di Artotel Suites Bianti, Sabtu (13/12/2025).

Menurutnya, saat ini jumlah konservator yang memiliki sertifikasi untuk mengonservasi, merestorasi, dan merawat benda bersejarah masih terbatas.

Ia menambahkan, konservator yang memiliki keahlian merawat berbagai bahan dasar benda bersejarah tidak semuanya tersedia di Indonesia. Beberapa di antaranya masih harus didatangkan dari luar negeri.

“Tidak semua narasumber [konservator] ada di Indonesia. Setiap material membutuhkan keahlian khusus, dan itu cukup menantang. Jika terlalu banyak dari luar negeri, dikhawatirkan metodenya tidak cocok dengan kondisi iklim kita,” katanya.

Ia menjelaskan, secara umum kondisi museum di DIY dari sisi display dan inventarisasi benda bersejarah dinilai cukup baik. Namun, dari aspek konservasi warisan budaya, sebagian besar masih bergantung pada museum milik pemerintah. Museum swasta dinilai masih menghadapi keterbatasan, terutama karena biaya konservasi yang tidak kecil.

Di Kraton Jogja, saat ini hanya terdapat delapan staf konservasi. Penambahan tenaga ahli masih sulit dilakukan karena koleksi Kraton Jogja sangat beragam, mulai dari tekstil, kayu, logam, kulit, hingga porselen dan manuskrip kuno.

“Kraton memiliki banyak benda bersejarah berbahan dasar tekstil dan kayu, belum lagi logam dan material lain. Keahlian konservator yang dibutuhkan bersifat multidisiplin, dan itu tidak mudah dicari,” katanya.

Sejauh ini, Kraton Jogja telah melakukan berbagai upaya konservasi warisan budaya, antara lain restorasi empat lukisan karya Raden Saleh, konservasi rutin sebelum dan sesudah pameran, serta konservasi parsial koleksi kereta kraton yang memiliki komponen material sangat kompleks. Kraton Jogja juga menyimpan lebih dari 100.000 koleksi, termasuk manuskrip sejak tahun 1755 dan kereta dari tahun 1758.

Dari sisi anggaran, GKR Bendara menyebut kebutuhan konservasi bersifat fluktuatif. Selain alat dan instrumen bernilai ratusan juta hingga miliaran rupiah, kebutuhan dasar seperti kapas dan bahan habis pakai yang digunakan setiap hari juga menyerap anggaran besar. Sejumlah bahan konservasi bahkan masih harus didatangkan dari luar negeri

Sementara itu, Pengawas Pawiyatan Konservasi Koleksi Kraton Jogja, Nyi R. Ry Noorsundari, menuturkan kegiatan tersebut bertujuan meningkatkan pemahaman dan keterampilan staf museum dalam merawat koleksi agar tetap lestari bagi generasi mendatang.

“Konservasi bukan hanya untuk museum, tetapi juga agar masyarakat memahami langkah-langkah pelestarian warisan budaya, mulai dari artefak arkeologi hingga karya seni,” katanya.

Ia menilai konservasi warisan budaya di negara beriklim tropis menghadapi tantangan besar, seperti kelembapan tinggi, paparan cahaya, serangan serangga, serta keterbatasan SDM dan anggaran.

“Pelatihan ini penting karena tidak hanya teori, tetapi juga praktik langsung. Dengan staf yang terlatih, risiko kerusakan bisa diidentifikasi lebih dini dan penanganan koleksi dapat dilakukan sesuai standar modern,” katanya.

Pawiyatan Konservasi digelar pada Sabtu (13/12/2025) di Artotel Suites Bianti dan dilanjutkan workshop pada Minggu (14/12/2025) di Kagungan Dalem Wahanarata, Museum Kereta Kraton Jogja. Peserta berasal dari konservator museum di DIY, perguruan tinggi, balai pelestarian kebudayaan, praktisi konservasi, hingga masyarakat umum. Upaya ini diharapkan memperkuat konservasi warisan budaya dan melahirkan konservator masa depan di Jogja. (Advertorial)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Read Entire Article
Jogja News Jogja Politan Jogja Ball Jogja Otote Klik News Makassar news