Ilustrasi. - Freepik
Harianjogja.com, BOYOLALI—Kapolres Boyolali, AKBP Rosyid Hartanto, mengungkap motif pembacokan seorang perempuan di Dukuh Klarisan, Desa Tanduk, Kecamatan Ampel pada Selasa (29/4/2025) karena pelaku kecewa dengan tanahnya yang dilelang lalu dibeli oleh korban.
“Motifnya, kejadian ini merupakan bentuk kekecewaan dari saudara AS [pelaku] karena masih keluarganya sebenarnya si korban, ini membeli dengan cara lelang ke pengadilan negeri, berupa tanah dan rumah yang sebelumnya dimiliki saudara AS,” kata dia kepada wartawan saat ditemui di Asrama Haji Donohudan (AHD) Boyolali, Rabu (30/4/2025).
Saat itu, AS tidak mampu membayar utang di bank selanjutnya rumah dan tanahnya dilelang. Kemudian dibeli oleh korban yaitu Iin Indriastuti, 49.
Rosyid menjelaskan pelaku AS telah ditetapkan sebagai tersangka dan telah ditahan.
“Mungkin sudah ada permasalahan sebelumnya, sehingga menimbulkan [masalah] pribadi antara pelaku dan korban,” kata dia.
Selanjutnya, ia menjelaskan korban telah menjalani operasi karena luka bacok yang diderita cukup parah di bagian leher dan kepala. Kepolisian masih terus memantau perkembangan dan Rosyid berharap kondisi korban bisa membaik.
Nantinya, kepolisian akan memintai keterangan dari korban ketika kondisinya telah membaik.
“Kebetulan saat kejadian pelaku ini baru saja pulang dari ladang dan melihat saudari Iin sedang bersih-bersih tanah dan rumah yang sebelumnya milik pelaku. Jadi spontan [pembacokan] karena memang baru pulang dari ladang dan melihat korban, kemudian timbul rasa ketidaksukaan dari AS, saat saudari Iin menggunakan sepeda motor keluar dari rumah, ternyata sudah dihadang AS dengan membawa sebilah sabit,” kata dia.
Sebelumnya diberitakan, adik korban yang juga berada di kantor polisi pada Selasa, Wahyu Wijaya, 37, menyampaikan pembacokan yang menimpa kakaknya terjadi sekitar pukul 09.30 WIB. Ia juga membantah korban dan pelaku memiliki hubungan keluarga.
Wahyu menjelaskan kronologi kejadian berawal ketika akan berangkat kerja, dirinya bertemu dengan kakaknya di lokasi kejadian, tepatnya di jalanan kampung setempat. Wahyu kemudian disetop oleh sang kakak.
Dia menceritakan saat itu Iin bersama karyawan mau bersih-bersih di tanah yang sudah dibeli, tapi diancam oleh mantan pemilik tanah, S.
Dikatakan Wahyu, posisi pelaku sedang duduk di kanan jalan dan membawa sabit sedangkan Iin berada di kiri jalan.
“Kakak saya bilang mau bersih-bersih diancam mau dibacok, terus telepon Pak Bayan katanya baru takziah. Saya juga sempat mendengar kalau ada apa-apa njenengan tanggung jawab, misal sampai pelaku nekat dengan kakak atau karyawan. Cuma jawaban Pak Bayan saya kurang tahu,” kata dia.
Setelah menelepon bayan, Iin memintanya untuk melanjutkan perjalanan ke tempat kerja. Wahyu pun melajukan kendaraan sedikit lalu minggir untuk mempersilakan sebuah mobil lewat.
“Terus saya lihat dari spion, tahu-tahu pelaku berdiri langsung membacok. [Pas dibacok] Kakak saya posisinya masih di motor, kakak saya itu mau putar balik mau pulang,” kata dia.
Wahyu menceritakan karyawan yang diminta bersih-bersih rumput sedang berada di dalam tanah yang dipagari setinggi kurang lebih empat meter. Sehingga, ia yang kali pertama melihat kejadian langsung berlari ke arah kakaknya.
Ia bersama warga segera melarikan kakaknya ke RSUD Pandan Arang Boyolali. Wahyu membalut luka kakaknya dengan baju.
“Dengan pelaku kenal, [dibacok] awalnya itu kakak saya itu beli rumah bekas rumah pelaku. Jadi dilelang [oleh sebuah bank], tapi sudah beberapa tahun yang lalu. Dibeli sudah atas nama anak kakak saya, cuma memang dari dulu sering nakal. Maka sama kakak saya kemudian [tanahnya] dipagar tinggi,” kata dia.
Wahyu mengatakan sebelum kejadian pembacokan, S sudah berulang kali mengancam, sebagai contoh saat membuka gerbang di tanah yang dibeli, kemudian S datang membawa bambu dan sebagainya.
“Rumah pelaku ada di samping tanah yang dibeli kakak. Setelah dibeli, akhirnya pelaku pindah di sampingnya. Cuma setelah dibeli kemudian dipagar tinggi,” kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : espos.id