Gen Z Suka Curhat di Medsos: Capai Kepuasan dan Kehilangan Privasi

15 hours ago 5

Klikpositif PATWAL Honda Periode 18 - 30 April 2025

KLIKPOSITIF — Hidup di tengah perkembangan teknologi dan digitalisasi yang kian pesat, membuat generasi Z (Gen Z) yakni kelahiran 1997-2012 semakin bergantung pada media sosial bahkan menjadi bagian yang tak terpisahkan. Tidak jarang generasi ini dianggap sebagai strawberry generations oleh generasi sebelumnya, terlebih suka curhat atau berbagi cerita, perasaan, dan hal sepele mengenai kehidupannya di media sosial.

Banyak Gen Z yang merasa tidak memiliki seseorang untuk bercerita sehingga mereka lebih memilih untuk membagikannya ke media sosial. Berbagai platform yang digunakan untuk curhat seperti TikTok, Instagram, dan X.

Menurut data yang bersumber dari Pew Research Center, menunjukkan bahwa 95% Gen Z memperoleh akses terhadap smarphone yang membuat generasi ini terbiasa dengan kehidupan di jejaring sosial dan hampir setiap saat memperbarui aktivitas mereka di akun masing-masing. Lantas benarkah curhat melalui media sosial dapat memberikan rasa puas atau justru Gen Z semakin kehilangan privasi?

Alasan Gen Z Lebih Suka Curhat di Medsos

Kegiatan membagikan kehidupan mereka di medsos dengan berbagai topik beragam seperti peristiwa yang baru saja terjadi, momen patah hati, pertengkaran, pertemanan, hingga masalah yang sangat privasi sangat mudah ditemukan. Biasanya konten yang diunggah berupa video, foto, tulisan, dan didukung dengan latar musik yang tengah viral agar FYP.

Berbeda dari generasi sebelumnya, Gen Z cenderung untuk curhat di medsos karena media sosial menawarkan platform yang cepat dan luas untuk mencari dukungan, mendapatkan feedback, dan menemukan orang-orang dengan nasib serupa.

Di samping itu, Gen Z merasa senang jika konten yang diunggah viral agar mereka lebih terkenal dan memiliki banyak pengikut.

Melalui medsos, Gen Z dapat membuat konten positif yang relevan dengan masalah pribadi untuk dibagikan sehingga media sosial menjadi ruang yang lebih positif dan menginspirasi.

Gen Z juga suka membuat akun dengan nama samara dan second account sebagai tempat curhat yang bersifat apa adanya (real self).

Meutya Hafid, Menteri Komunikasi dan Digital mengungkapkan bahwa lebih dari 13% Gen Z mempunyai akun rahasia yang tidak diketahui oleh orang tua mereka, namun berteman dengan orang-orang yang dianggap dekat. Sedangkan akun utama digunakan untuk membangun citra ideal dan identitas dengan mengutamakan estetika.

Media Sosial dengan Segala Resiko
Media sosial adalah platform yang instan dan luas untuk mengekspresikan diri, mencari dukungan, dan mendapatkan umpan balik dari teman-teman dan bahkan orang asing. Banyak dari mereka yang merasa lega setelah membagikan cerita di media sosial apalagi ketika banyak yang memberikan komentar positif. Namun di sisi lain, menumpahkan masalah pribadi dan terlalu banyak mengumbar kepada publik dapat membuat privasi terancam.

Selain menjadi solusi, media sosial juga sering dinilai sebagai penyebab utama berbagai masalah. Bisa saja kelegaan dan rasa puas setelah curhat di media sosial berbalik menjadi bumerang, mendatangkan cyberbullying dan menambah beban mental bagi penggunanya karena masalah yang semakin melebar.
Sebut saja, platform yang paling sering digunakan Gen Z seperti TikTok dan Instagram untuk tempat curhat sering menciptakan standar dan kebahagiaan yang tidak realistis. Maka dari itu, menjaga keamanan data dan privasi adalah hal hal penting bagi Gen Z.

Meski dinilai lebih melek bermedia sosial, namun banyak kasus ketika Gen Z tidak mempunyai kontrol terhadap data yang tersebar di media sosial.

Apakah Curhat di Medsos Memang Memberikan Rasa Puas?

Kepuasan yang diperoleh saat curhat di medsos hanya bersifat sementara. Apabila efek instan dari dukungan dan validasi digital hilang, maka rasa gundah dan masalah yang dihadapi belum sepenuhnya hilang. Jadi tetap ada pertimbangan yang harus diperhatikan jika ingin curhat di medsos.

Sejatinya dukungan emosional dari orang-orang terdekat jauh lebih baik dibanding curhat di dunia maya. Tidak ada salahnya untuk mencoba jujur dan terbuka kepada orang terkasih maupun berkonsultasi kepada orang yang lebih profesional agar hidup lebih tentram.

Komunikasi nyata yang baik dan saling percaya adalah kunci untuk keluar dari masalah. Nah, sebagai Gen Z tentunya dapat membedakan masalah yang seharusnya dibagikan maupun tidak ke media sosial.

Read Entire Article
Jogja News Jogja Politan Jogja Ball Jogja Otote Klik News Makassar news