Banjir Besar Menerjang AS dan Kanada, Puluhan Ribu Mengungsi

20 hours ago 3

Banjir Besar Menerjang AS dan Kanada, Puluhan Ribu Mengungsi Kayu gelondongan setelah banjir bandang di Desa Aek Garoga, Kecamatan Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara. / Antara

Harianjogja.com, JOGJA—Banjir besar melanda Washington dan British Columbia, memaksa puluhan ribu warga mengungsi setelah hujan ekstrem membuat sungai meluap dan permukiman terendam.

Badai yang menghantam Negara Bagian Washington dan British Columbia sejak awal pekan terus meningkatkan volume air. Kawasan selatan Seattle dan Tacoma menjadi yang paling terdampak. Foto udara menunjukkan lahan pertanian hingga kawasan hunian berubah menjadi hamparan air yang luas.

"Perintah Level 3 untuk evakuasi segera diberlakukan karena banjir. Ada ancaman signifikan terhadap nyawa dan/atau harta benda," demikian peringatan resmi dari Kota Orting, seperti dikutip AFP, Sabtu (13/12/2025). Otoritas menegaskan area itu "secara sah ditutup untuk akses publik" karena situasi yang membahayakan.

Di Snohomish, utara Seattle, sejumlah properti terendam, sementara sebagian pusat kota Sumas tak luput dari luapan air. Di seberang perbatasan, ratusan rumah di Abbotsford, Kanada, juga berada dalam kondisi berisiko. Beberapa jalan raya utama yang menghubungkan Vancouver ditutup akibat banjir, menurut Drive BC.

Para ahli meteorologi mencatat aliran atmosfer dari Samudra Pasifik membawa lebih dari 25 sentimeter hujan di sejumlah titik. Meski hujan mulai mereda pada Kamis, permukaan air sungai diperkirakan masih akan meningkat dalam beberapa hari ke depan.

"Dampak banjir besar hingga berskala bencana kemungkinan berlanjut selama beberapa hari di wilayah barat Washington dan barat laut Oregon," ujar Layanan Cuaca Nasional AS (NWS).

Puluhan anggota Garda Nasional Washington telah diterjunkan untuk membantu pengisian karung pasir dan operasi penyelamatan, dengan sekitar 200 personel tambahan dalam perjalanan.

Para ilmuwan kembali mengingatkan bahwa perubahan iklim memperburuk intensitas cuaca ekstrem. Atmosfer yang lebih hangat akibat emisi bahan bakar fosil memicu badai yang lebih dahsyat di sejumlah wilayah, sementara daerah lain menghadapi kekeringan berkepanjangan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Read Entire Article
Jogja News Jogja Politan Jogja Ball Jogja Otote Klik News Makassar news