Baciro Kini Jadi Kelurahan Hijau di Jogja karena Berhasil Mengelola Sampah dengan Baik

6 hours ago 2

Baciro Kini Jadi Kelurahan Hijau di Jogja karena Berhasil Mengelola Sampah dengan Baik Depo Argolubang, kelurahan Baciro, tidak terlihat adanya penumpukan sampah, Jumat (10/5/2025). - Harian Jogja/Lugas Subarkah

Harianjogja.com, JOGJA—Baciro ditetapkan sebagai Kelurahan Hijau sejak April 2025. Kelurahan hijau berarti wilayah tersebut sudah berhasil mengelola sampah dengan baik, tidak menyisakan penumpukan sampah di depo maupun sampah liar.

Lurah Baciro, Sutikno, menjelaskan status kelurahan dalam pengelolaan sampah dibagi menjadi merah, kuning dan hijau. “Alhamdulillah sejak akhir April lalu kita sudah hijau, sampah liar tertangani, penggerobak sudah jalan dan sampai hari ini tidak ada yang mengeluh terkait sampah dari warga kami,” ujarnya, Sabtu (10/5/2025).

Kelurahan Baciro mengikuti instruksi dari Walikota Jogja, yakni dengan menggunakan sistem transporter atau penggerobak untuk mengangkut sampah dari rumah tangga ke depo. Ada 34 penggerobak yang mengangkut sampah dari enam kampung di Baciro ke tiga depo, yakni Pengok, Argolubang dan Mandala Krida.

“Di Baciro sudah berjalan, diawali dengan sosialisasi sejak Januari. Kemudian pendataan warga yang belum dan sudah [berlangganan penggerobak], lalu pendataan penggerobak. Sudah berjalan sejak 1 April. Awalnya masih ada warga yang membuang sendiri ke depo, tapi kemudian diedukasi penggerobak agar membuang melalui penggerobak,” ungkapnya.

BACA JUGA: Terjadi Ledakan Amunisi di Pantai Cibalong Garut, 11 Orang Meninggal Termasuk Personel Militer

Pada awal penerapan sistem ini, beberapa warga masih mengeluhkan terkait kurangnya sarana seperti gerobak untuk mengangkut sampah. “Beberapa mengeluh enggak punya gerobak, masalah besaran biaya. Saya mengarahkan, mangga [silakan] dirembuk baik-baik antara Ketua Kampung, Ketua RW dan Ketua RT, karena ini untuk kebaikan bersama dan berlangsung lama,” katanya.

Sampah yang diangkut ke depo juga sudah terkurangi, karena adanya pengelolaan di tingkat rumah tangga dan bank sampah.

Sampah organik dikelola dengan biopori yang sudah didistribusikan pada 2024 lalu, sedangkan sampah anorganik dikelola oleh bank sampah.

“Kami ada 24 bank sampah, per RW ada yang satu, ada yang dua bank sampah. Jadi yang saya lihat sampah sudah berkurang banyak. Di depo setidaknya sudah terangkut semua. Berarti perkiraan dari tim di Pemkot sudah tidak meleset. Kalau dulu kan sampai menumpuk di depo,” ujarnya.

Untuk mencegah sampah liar, pihaknya menggerakkan linmas dan perangkat kalurahan untuk turut berpatroli menghalau sampah liar. Warga juga digerakkan dengan memasang spanduk larangan buang sampah di titik-titik yang rawan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Read Entire Article
Jogja News Jogja Politan Jogja Ball Jogja Otote Klik News Makassar news