Trump Putuskan untuk Menghentikan Dana Program Utama Penelitian Vaksin HIV

1 day ago 12

Harianjogja.com, JAKARTA—Pemerintah Amerika Serikat di bawah Presiden Donald Trump memutuskan untuk mengakhiri pendanaan bagi sejumlah program utama penelitian vaksin HIV.

Berdasarkan laporan CBS News pada Jumat (30/5/2025), para peneliti menerima pemberitahuan bahwa Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS (HHS) memutuskan untuk memfokuskan anggaran pada metode pencegahan HIV yang sudah ada, ketimbang melanjutkan investasi dalam pengembangan vaksin.

BACA JUGA: Ada Puluhan Ribu Kasus HIV Baru di Indonesia

Langkah ini dikhawatirkan dapat berdampak pada sejumlah pusat riset ternama, termasuk Duke Human Vaccine Institute dan Scripps Research Institute, yang telah menerima pendanaan dari National Institutes of Health (NIH) sejak 2012.

Seorang juru bicara dari perusahaan bioteknologi Moderna juga mengonfirmasi bahwa uji klinis yang sebelumnya didukung oleh Jaringan Uji Vaksin HIV NIH (HIV Vaccine Trials Network) kini ikut dihentikan sementara.

Seorang pejabat senior NIH menyebutkan bahwa lembaga tersebut diarahkan oleh HHS untuk tidak menyetujui pendanaan baru bagi riset vaksin HIV dalam tahun anggaran mendatang, kecuali untuk beberapa kasus terbatas.

Selain itu, aturan akuntansi anggaran baru yang diberlakukan terhadap hibah vaksin HIV akan membuat pengajuan dana semakin sulit, karena mewajibkan perhitungan biaya penuh untuk hibah multi-tahun dalam satu tahun fiskal.

Juru bicara HHS, Emily Hilliard, membela keputusan ini dengan alasan adanya kompleksitas dan tumpang tindih dalam program HIV/AIDS nasional.

Ia menyatakan bahwa HHS bertujuan memaksimalkan dampak pengeluaran federal dan memperkuat pengawasan anggaran, mengingat terdapat 27 program HIV/AIDS yang telah menyerap anggaran sebesar 7,5 miliar dolar AS (setara Rp122, 2 triliun).

Hilliard menambahkan bahwa “program HIV/AIDS yang bersifat krusial akan tetap berjalan” di bawah lembaga baru yang diusulkan Menteri Kesehatan HHS, Robert F. Kennedy Jr., yang dinamai "Administration for a Healthy America".

Namun, keputusan tersebut menuai kritik dari kalangan ilmuwan. Dennis Burton, profesor imunologi dari Scripps Research, menyebut waktu penghentian ini “sangat buruk,” terutama karena sejumlah uji klinis menunjukkan kemajuan menjanjikan.

“Hal itu bisa menjadi kemunduran satu dekade bagi penelitian vaksin HIV,” ujarnya.

Menurut situs resmi pemerintah AS, HIV.gov, hingga saat ini belum tersedia vaksin untuk mencegah infeksi HIV. Namun, para ilmuwan di seluruh dunia terus berupaya mengembangkan vaksin dengan dukungan dari National Institutes of Health

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Read Entire Article
Jogja News Jogja Politan Jogja Ball Jogja Otote Klik News Makassar news