Penyelenggaraan Pendidikan Kompleks, KAS Bentuk Lekas

7 hours ago 4

Harianjogja.com, MUNTILAN—Keuskupan Agung Semarang (KAS) mendirikan sebuah lembaga baru di bidang pendidikan yang dinamai Lembaga Ekselensi Keuskupan Agung Semarang (Lekas) pada Januari 2025 dengan SK No. 128/A/XI/c-1/2025.

Peluncuran Lekas ini ditandai dengan pemukulan gong oleh Uskup Agung Semarang Mgr Robertus Rubiyatmoko, sekaligus mengawali acara pendidikan dan pelatihan ekselen yang diselenggarakan Lekas dalam tajuk Transformasi Sekolah Katolik Keuskupan Agung Semaran, di Pusat Pastoral Sanjaya Muntilan, Magelang, Jumat (23/5/2025). 

BACA JUGA: Gelar Open House Natal, Begini Pesan Keuskupan Semarang

Lekas yang dikelola dan digerakkan para akademisi dan praktisi pendidikan, kepemimpinan, dan manajemen ini bertugas membenahi sekolah katolik. Cara yang akan dilakukan lewat pelatihan-pelatihan ekselen dan utuh untuk pengelola yayasan, kepala sekolah, guru, dan tenaga kependidikan.

Rubiyatmoko mengakui penting dan kompleksnya penyelenggaraan pendidikan katolik di Keuskupan Agung Semarang. Salah satu upaya mengurai kompleksitas itu adalah dengan menyelenggarakan Sinode Pendidikan.

 “Kita menyadari bahwa sudah saatnya kita semua bergandengan tangan, saling menopang, dan bekerjasama mewujudkan impian Gereja katolik yang satu dan sama dalam membentuk pribadi-pribadi yang dewasa, utuh melalui pendidikan,” ujarnya.

Dipaparkannya tujuan pendidikan Katolik tidak sekedar mencetak orang-orang vang pandai secara intelektual, namun terlebih membentuk pribadi-pribadi yang mampu terlibat secara aktif dalam kchidupan sosial demi terwujudnya kesejahteraan bersama.

“Kalau kita mengacu pada dua tujuan utama tersebut, maka pendidikan kristiani baru dapat dikatakan berhasil kalau mampu menghasilkan manusia-manusia yang utuh dan seimbang dalam kepribadian, serta mau dan mampu melibatkan diri dalam mengupayakan kehidupan bersama yang semakin baik," katanya.

"Pribadi yang mampu membawakan nilai-nilai iman demi transformasi atau perubahan kearah yang lebih baik dalam hidup bersama, tanpa hanyut dalam arus zaman. Ngèli tanpa kèli, itulah nasihat para sesepuh kita," tambahnya.

Dikatakan oleh Uskup Agung Semarang tersebut penyelenggara pendidikan Katolik sudah menyadari hanya separuh lebih umat Katolik yang bersekolah di sekolah Katolik. Namun diingatkannya untuk tidak berkecil hati. “Memang anak katolik hanya sedikit, 50 persen tetapi itu semua kita openi,” ajaknya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Read Entire Article
Jogja News Jogja Politan Jogja Ball Jogja Otote Klik News Makassar news