Harianjogja.com, BANTUL—Kunjungan wisatawan di Kabupaten Bantul sepanjang Januari hingga Mei 2025 mengalami penurunan dibandingkan periode yang sama tahun 2024. Namun, Pendapatan Asli Daerah (PAD) justru mencatatkan kenaikan, akibat penerapan tarif retribusi baru mulai 1 Mei 2025.
Adyatama Kepariwisataan dan Ekraf Ahli Muda Dinas Pariwisata Bantul, Markus Purnomo Adi menyebutkan total kunjungan wisata hingga Mei 2025 tercatat sebanyak 803.334 orang. Angka ini lebih rendah dibanding periode yang sama tahun 2024 yang mencapai 1.038.562 orang.
BACA JUGA: Wali Kota Jogja Hasto Wardoyo Soroti Kandungan Gizi Cilok, Ini Penjelasannya
Meski begitu, PAD justru naik dari Rp11,34 miliar menjadi Rp11,62 miliar atau 23,73 persen dari target total PAD Rp49 miliar tahun ini. "Penurunan kunjungan ini tertutup oleh kenaikan tarif retribusi yang baru mulai berlaku sejak 1 Mei," ujarnya, Senin (2/6/2025).
Penurunan paling signifikan terjadi di kawasan wisata alam Dlingo yang dikelola Koperasi Notowono. Ketua Koperasi Notowono, Purwo Harsono alias Ipung mengungkapkan kunjungan pada Januari–Mei 2025 hanya mencapai 208.454 orang, turun 16,7 persen dibandingkan periode yang sama 2024 yang mencapai 250.379 orang.
"Libur panjang dan cuti bersama ternyata tidak mampu mendongkrak kunjungan. Setelah pandemi, tren kunjungan ke Dlingo memang menurun," katanya.
Ipung menyebut, sejumlah faktor menjadi penyebab turunnya kunjungan, di antaranya larangan study tour di sejumlah provinsi, efisiensi anggaran pemerintah, dan pembatasan operasional bus wisata besar di jalur Mangunan-Imogiri menuju Parangtritis.
Selain itu, munculnya objek wisata swasta dengan modal besar di sekitar Dlingo juga memberi tekanan tambahan. "Mereka punya lokasi bagus, pemandangan menarik, dan pendanaan yang besar. Kami sulit bersaing tanpa inovasi, sementara anggaran kami sangat terbatas pasca pandemi," imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News