Peta Jalan dan Perda Ekonomi Kreatif Akan Jadi Strategi Sleman Kembangkan Ekosistem Ekraf

4 hours ago 2

Peta Jalan dan Perda Ekonomi Kreatif Akan Jadi Strategi Sleman Kembangkan Ekosistem Ekraf Perencana Ahli Muda Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Sleman, Sigit Novianto Suhardi, sedang berada di kantornya, Senin (5/5/2025). - Harian Jogja - Andreas Yuda Pramono

SLEMAN—Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Sleman menyampaikan bahwa Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) tentang Pengembangan Ekonomi Kreatif telah masuk dalam daftar pembahasan raperda di DPRD Sleman. Raperda itu akan menjadi upaya percepatan pengembangan sektor ekonomi kreatif (ekraf). Selain itu, masih ada peta jalan/ roadmap yang mengarahkan pengembangan ekraf secara lebih jelas.

Perencana Ahli Muda Bappeda Sleman, Sigit Novianto Suhardi, mengatakan penyusunan raperda tersebut merupakan tindak lanjut salah satu program prioritas Bupati Sleman, Harda Kiswaya, serta menjadi salah satu Raperda Inisiatif DPRD.

Persisnya bupati menginginkan pengembangan ekosistem pariwisata dan ekraf secara simultan. Keduanya tidak dapat dipisahkan. Apabila pembahasan berjalan lancar, raperda itu akan disahkan pada September 2025.

Meski belum ada Perda tentang Pengembangan Ekraf, Kabupaten Sleman sebenarnya telah memiliki peta jalan ekonomi kreatif sejak 2017. Pembentukannya bersamaan dengan berdirinya Komite Ekonomi Kreatif 2021-2024. Peta jalan itu sejalan dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2021-2026.

Hanya, peta jalan itu perlu mendapat pembaruan dan/atau perbaikan, karena ada beberapa hal pengembangan yang tidak berjalan sesuai rencana. Periode kepengurusan Komite Ekraf juga berakhir pada 2024.

“Dinas Pariwisata Sleman sekarang sedang menyusun kepengurusan Komite Ekraf yang baru,” kata Sigit ditemui di kantornya, Senin (5/5/2025).

Adapun beberapa capaian yang telah diraih Kabupaten Sleman seturut peta jalan tersebut, yaitu penetapan kabupaten kreatif. Secara konsisten, Pemerintah Pusat menetapkan bahwa film, animasi dan video menjadi subsektor unggulan di Bumi Sembada pada 2021-2023.

BACA JUGA: Perpanjangan Kontrak Habis, Tempat Khusus Parkir ABA Diminta Berhenti Beroperasi

Selain film, animasi, dan video, subsektor yang juga menjadi unggulan Sleman adalah seni pertunjukan dan kriya bambu pada 2021-2022.

“Kalau khusus 2023 saja, penetapan Sleman sebagai kabupaten kreatif didasarkan pada subsektor film, animasi, dan video sebagai penghargaan atas kontribusi dalam mengembangkan sektor tersebut. Seni pertunjukan dan kriya bambu tidak disebutkan,” katanya.

Kabupaten Sleman juga telah menjadi anggota Indonesia Creative City Network (ICCN). Keanggotaan ini juga didukung keberadaan Sleman Creative Space yang pengelolaannya dilakukan oleh Dinas Pariwisata.

Lebih jauh, dia menyampaikan bahwa pengembangan ekosistem ekraf akan otomatis berdampak terhadap pengembangan ekosistem pariwisata, budaya, dan olah raga. Sleman memiliki acara rutin Sleman Temple Run.

“Fokus Sleman Temple Run ini lebih mengenalkan potensi peninggalan kebudayaan masa lalu. Lintasan lari lewat berbagai candi kan. Tapi sisi kreatif masih perlu digali,” ucapnya.

Ada pula Sleman Creative Week yang didanai menggunakan Dana Keistimewaan. Gelarannya dilakukan selama satu bulan, dengan setiap pekannya ada agenda yang berbeda. Pesta Boneka, Bedog Art Festival, dan bermacam pertunjukan.

Mengambil satu contoh, Bedog Art Festival, hampir mengakomodasi semua subsektor yang jumlahnya ada 17.

“Memang harus masuk ke sektor berbasis massa untuk pengembangan ekraf ini,” ucapnya.

Pemkab Sleman juga sedang menyusun rencana induk pariwisata daerah (Ripparda). Ripparda akan fokus pada pengembangan Sleman utara dan timur. Di sisi timur, jaringan Borobudur, Yogyakarta, dan Prambanan membentuk satu kesatuan wilayah kepariwisataan. (***)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Read Entire Article
Jogja News Jogja Politan Jogja Ball Jogja Otote Klik News Makassar news