Kran Ekspor Benih Lobster Disetop, Nelayan Bantul Terpuruk

20 hours ago 7

Kran Ekspor Benih Lobster Disetop, Nelayan Bantul Terpuruk Benur. - JIBI/Antara

Harianjogja.com, BANTUL—Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP), Kabupaten Bantul melaprokan mulai akhir bulan Mei 2025 lalu pesanan atau delivery order (DO) benih-benih lobster (BBL) dari koperasi di Situbondo ke Vietnam disetop.

Hal ini menyebabkan nelayan Bantul semakin terpuruk karena kondisi gelombang tinggi dan penghentian ekspor.

BACA JUGA: Kolaborasi Tiwul dan Lobster, Sajian Unik di Gunungkidul

Kepala Bidang Perikanan Tangkap dan Budidaya (DKP) Bantul, Kristanto Kurniawan menyampaikan penghentian permintaan benih Lobsters oleh koperasi yang ada di Jawa Timur kepada nelayan Bantul kini masih dibahas oleh Kementerian Keuangan.

"Sampai hari ini belum ada keputusan resmi dari Kemenkeu terkait PNPB eskpor bbl sehingga delivery order (DO) dari koperasi yang ada di Situbondo untuk sementara distop," ujarnya, Kamis (12/6/2025).

Kristanto menjelaskan, sebelumnya untuk mekanisme eskpor benih lobter sendiri diawali dengan koperasi di Situbondo yang memberikan delivery order kepada Koperasi Koperasi Berkah Segoro Kidul (BSK) yang berlokasi di Patalan, Jetis, Bantul.

Lalu koperasi di Situbondo berkomunikasi dengan Dinas Kelautan Perikanan DIY terkait kuota BBL yang nantinya akan dikirim ke koperasi di Situbondo.

Setelah ada kesepakatan jumlah kuota BBL yang akan dikirim ke koperasi di Situbondo maka kuota tersebut diberikan kepada Koperasi Berkah Segoro Kidul (BSK) untuk pengadaan atau pembelian benih ke nelayan melalui kelompok usaha bersama nelayan yang berjumlah tujuh kelompok usaha nelayan.

BACA JUGA: Penyelundup Lobster Terdeteksi Lewat Bantuan IT

"Diluar tujuh kelompok usaha bersama nelayan itu nelayan tidak bisa menjual BBL tempat lainnya terkecuali mereka menjual pada koperasi di luar DIY yang sudah mendapatkan izin dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP)," ucapnya.

Sementara itu, informasi yang diterima oleh Harian Jogja, salah satu nelayan pantai selatan Bantul, menjelaskan ia mendapatkan informasi dari pedagang yang biasa membeli BBL negara Vietnam sebagai tujuan ekspor telah menutup kran impor, alhasil menyebabkan harga benih turun dari tujuh ribu rupiah ke tujuh ratus rupiah.

"Kalau dua bulan tiga bulan yang lalu per ekor bbl laku Rp5000 hingga Rp7000 namun sekarang hanya laku Rp700 per ekornya," jelas salah satu nelayan yang tidak ingin disebutkan namanya.

"Ya kita itu nelayan sudah kena jeratan dari pedagang BBL sehingga mau tidak mau juga harus melaut menangkap benur meski taruhan nyawa karena gelombang pasang. Ya sebenarnya tak sebanding harga benur dengan taruhan nyawa saat melaut," keluhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Read Entire Article
Jogja News Jogja Politan Jogja Ball Jogja Otote Klik News Makassar news