BPBD Kulonprogo Ungkap Ratusan Tanah Longsor Terjadi Hingga Awal Mei 2025

6 hours ago 7

Harianjogja.com, KULONPROGO—Status tanggap darurat ancaman bencana hidrometerologi di Kabupaten Kulonprogo masih ditetapkan hingga akhir Mei ini. Awalnya SK Bupati Kulonprogo terkait status tanggap bencana itu berlaku dari Januari hingga April. Namun, dalam perkembangannya, diperpanjang statusnya sampai Mei. Sebab, jumlah penanganan dampak bencana hidrometerologi masih dilakukan.

BACA JUGA: Libur Waisak, DIY Diserbu Ribuan Kendaraan

Pelaksana tugas Kepala BPBD Kulonprogo, Heri Darmawan menyampaikan, alasan lainnya status tanggap darurat ancaman bencana hidrometerologi diperpanjang karena di lapangan cuaca ekstrem masih terjadi. Hujan masih turun dengan intensitas sedang dan lebat utamanya di wilayah perbukitan menoreh.

“Status tanggap darurat sebagai antisipasi pemerintah dapat mengambil langkah cepat penanganan terhadap dampak bencana hidrometerologi yang terjadi,” katanya, Selasa (13/5/2025).

Status tanggap darurat ini akan berlaku sampai 31 Mei nanti. Diperpanjang atau tidaknya akan diketahui usai dilakukan evaluasi atas kondisi riil di lapangan. Evaluasi meliputi jumlah dan ragam kejadian beserta dampak yang dialami.

“Kalau dilihat kan sekarang misalnya siang cuaca panas tiba-tiba sore mendung hujan lebat turun intensitas sampai satu jam lebih,” sambungnya. Tidak stabilnya kondisi cuaca sehingga butuh penanganan cepat sehingga harus ada payung hukum berupa SK Bupati. Terbaru dia mencotohkan, sejumlah kejadian tanah longsor masih terjadi di Kulonprogo meskipun sudah memasuki musim kemarau.

Terbaru Minggu (11/5/2025) tiga titik longsor terjadi di Samigaluh dan Kokap. Heri berharap, status tanggap darurat ini tidak diperpanjang setelah Mei berakhir. “Situasinya aman saja tidak ada dampak hidrometerologi lagi dan tidak ada kekeringan selanjutnya,” tuturnya. Heri menuturkan, sejak awal 2025 sudah mengimbau terkait ancaman bencana hidrometerologi.

Menurutnya selama musim hujan di 2025 ini sudah banyak kejadian bencana alam hidrometerologi. Letak geografis sejumlah kapanewon di Kulonprogo yang berada di perbukitan menjadikan kejadian tanah longsor mendominasi.

“Selama 2025 ini peristiwa tanah longsor sebanyak 193 kejadian,” ungkapnya.

Tanah longsor mayoritas terjadi di Kapanewon Girimulyo 73 kejadian, disusul Kokap sebanyak 44 kejadian, dan ketiga terbanyak di Samigaluh mencapai 39 kejadian tanah longsor. Selain itu, kejadian cuaca ekstrem dan angin kencang juga banyak terjadi mencapai 72 kejadian. Paling banyak terjadi di Sentolo sampai 13 kejadian dan Pengasih 10 kejadian.

“Kejadian banjir selama 2025 15 kejadian dengan Pengasih paling banyak mengalami sejumlah lima kejadian,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Read Entire Article
Jogja News Jogja Politan Jogja Ball Jogja Otote Klik News Makassar news